912 Jiwa Termasuk 170 Balita Mengungsi Banjir Setinggi Dua Meter Landa Soreang Bandung

LENSAINDONESIA.COM: Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf meminta semua pihak terkait bahu membahu mengatasi bencana banjir yang terjadi di wilayah kabupaten Bandung. Upaya tanggap darurat juga sudah dikoordinasikan antara Pemprov Jabar dan Pemkab Bandung.
Hujan deras sepanjang hari  Minggu (18/11/12) kemarin menyebabkan sejumlah kawasan di Kabupaten Bandung terendam. Di beberapa tempat, tinggi genangan bahkan mencapai hingga dua meter.
Banjir yang terjadi akibat meluapnya Sungai Citarum, Cikambuy dan Cisangkuy itu, sejak sekitar pukul 16.00 WIB merendam wilayah Bumi Parahyangan Kencana, Polres Bandung, Komplek Cincin Permata Indah, Muara Kopo, Cisea, dan Bojong Nangka.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Marlan mengatakan pihaknya telah melakukan upaya-upaya evakuasi. Sejumlah perahu karet telah dikirim ke lokasi untuk membantu evakuasi warga ke lokasi yang aman.
Selain bantuan pemerintah, sejumlah pihak juga melakukan upaya-upaya penanganan pengungsi secara swadaya. Warga membangun titik pengungsian di Masjid Al Ikhwan, Kopleks Cincin Permata Indah. Dikabarkan sejumlah pengungsi yang berada disana mengalami luka-luka, trauma dan kedinginan. Mereka membutuhkan bantuan segera.
Akibat banjir di wilayah Soreang ini, seorang anak kecil tewas. Warga Citaliktik, Soreang ini tewas akibat terbawa arus air.
“Identitasnya belum dapat, tapi sudah ditemukan di Komplek Cincin Permata Indah. Korban tewas,” ungkap Marlan.
Tak hanya menelan korban jiwa, banjir juga mengakibatkan sejumlah layanan publik terganggu. Salahsatunya, ruang pelayanan SIM Polres Bandung dilaporkan terendam setinggi lebih dari satu meter. Ini diperkirakan bakal menghambat proses pengurusan SIM warga di hari Senin (19/11/12) ini.
Sementara itu, selain mengakibatkan banjir, hujan deras juga mengakibatkan longsor di daerah Sungapan, Soreang. Kabidhumas Polda Jabar Kombes Pol Martinus Sitompul mengabarkan, telah terjadi longsor di Jalan Raya Soreang Ciwidey. Panjang longsoran sepuluh meter, tinggi tiga meter.
Martinus mengungkapkan longsor itu menyebabkan tiga orang terperangkap. Seorang diantaranya, Muhammad Rosianwar, 12 tahun, berhasil selamat. Sementara dua orang lainnya, Rostini (30) dan Siti (9), belum diketahui nasibnya. Menurutnya,  anggota kepolisian kini sedang melakukan pencarian dengan melibatkan alat berat.
Share:

500 Rumah di Soreang Terendam Banjir


SOREANG, (PRLM).- Akibat meluapnya Sungai Cikambuy sekitar 500 rumah di RW 1, RW 2, RW 3, dan RW 4 Desa Panyirapan, Kec. Soreang, terendam banjir sampai ketinggian lebih dari semeter. Ratusan rumah di Komplek Cingcin Permata Indah, Desa Cingcin, Soreang, juga terendam banjir sampai setinggi orang dewasa.
Menurut warga Panyirapan, Rusman, banjir lebih dari semeter terakhir terjadi pada pada 15 tahun lalu, "Meliapnya Sungai Cikambuy sehingga empat RW terendam banjir. Barang-barang di rumah seperti kulkas dan mebelair tak bisa diselamatkan," katanya.
Banjir di Komplek Cingcin Permata Indah (CPI) merupakan banjir langganan yang kerap melanda saat hujan deras turun. "Kami meminta aparat pemerintah untuk serius menangani banjir di CPI karena sering terjadi," kata warga CPI, Saeful.
Banjir juga melanda ratusan rumah di Desa Kamasan akibat meluapnya Sungai Cisangkuy. Selain merendam rumah-rumah banjir memutuskan atus lalu lintas antara Banjaran menuju ke Cimaung/Pangalengan. (A-71/A-26).***
Share:

25 Menteri akan Hadiri Konferensi Kebencanaan di Yogyakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 22-25 Oktober 2012 mendatang akan digelar Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) Ke-V di Yogyakarta.

Perhelatan dua tahunan ini dipastikan akan dihadiri 25 menteri atau kepala instansi setingkat menteri yang bertanggung jawab atas bencana di negara masing-masing.
"AMCDRR Ke-V ini rencananya tanggal 23 Oktober akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai peraih Penghargaan "Global Champion for Disaster Risk Reduction" yang diumumkan di Jenewa oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon, tahun lalu," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Rabu (19/9/2012) di Jakarta.
Ia mengatakan, dalam forum ini Indonesia akan menunjukkan kekuatan kapasitas lokalnya, khususnya masyarakat Yogyakarta dalam menghadapi bencana alam, baik letusan Gunung Merapi maupun Gempa 2006.
Selain itu, kemandirian masyarakat Wonolelo Bantul yang membangun waduk kecil secara gotong-royong. Ini membuat daerah itu tak lagi dilanda kekeringan saat kemarau atau banjir saat hujan. "Sekarang daerah itu selalu ijo royo-royo," kata Sutopo.
Lebih lanjut, acara itu akan dihadiri sekitar 1.000 peserta dari Asia (32 negara), Timur Tengah (14 negara), dan Pasifik (16 negara).
Dalam forum itu juga diisi dengan berbagai side event, baik di Jogja International Expo maupun Hotel Ambarukmo. Selain itu, berbagai pameran teknologi kebencanaan dari PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, serta berbagai pameran lain.
AMCDRR dimulai di Beijing - China (2005), New Delhi - India (2007), Kuala Lumpur - Malaysia (2008), dan Incheon - South Korea (2010). (ICH)
Share:

Puluhan Warga Ciheulang Masih Membereskan Rumah


SOREANG, (PRLM).- Puluhan warga masih membereskan sisa-sisa hancurnya rumah mereka di Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, yang Senin (15/10) kemarin terkena puting beliung.
"Yah kita sedang membereskan saja, karena angin kemarin merusak hampir semua rumah warga," kata Ade (20) warga sekitar di lokasi kejadian, Selasa (16/10).
Dari pemantauan "PRLM", hampir semua rumah di daerah tersebut memang mengalami kerusakan, namun ada yang parah dan lainnya rusak ringan.
“Datangnya angin puting beliung secara tiba-tiba. Angin mulanya datang dari dekat pabrik yang berada di wilayah Desa Serang Mekar. Kemudian angin maju ke arah pemukiman warga padat penduduk dengan berputar-putar selama 5 menit," kata Yandri (30) warga Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay, Selasa (16/11).
Yandri mengatakan, dengan kejadian tersebut tidak hanya rumah warga yang hancur, namun angin puting beliung itu juga menghancurkan lahan perkebunan milik warga. Ini adalah musibah yang kesekian diderita oleh warga Ciheulang.
Hal senada disampaikan Apri (68). Menurut dia, musibah yang sama pernah terjadi pada tahun 1979. Namun pada saat itu, angin puting beliungnya menewaskan beberapa warga. "Kejadian yang sama terulang kembali saat ini, akan tetapi syukur Alhamdulillah tidak ada korban yang meninggal dunia akibat angin puting beliung ini," kata Apri.
Apri memaparkan bahwa kejadian tersebut, terjadi sangat cepat. "Ketika angin berputar-putar, saya spontan merangkul tiga cucu saya yang masih kecil. Untuk melindungi ketiga cucu saya itu dari bahaya," katanya.
Apri mengalami luka ringan yakni luka goresan di kaki akibat seng yang berterbangan dan tertimpa genteng rumah.
Sementara itu rumah milik warga lainnya yang mengalami kerusakan berat adalah rumah milik Oom Komariah (60).
Oom mengaku masih tidak percaya atas apa yang telah terjadi pada rumah miliknya. Hal ini disebabkan pada saat kejadian, ia sedang didalam rumah. Ketika angin berputar disekitar rumahnya, ia langsung keluar menyelamatkan diri dan meninggalkan rumah.
"Saat ini rumah saya hancur dan hanya tersisa barang-barang yang juga rusak karena kejadian itu, atap genting rumah saya berterbangan dan seng-seng juga ikut berterbangan, kondisi rumah saya rusak berat," kata Oom.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Bandung untuk secepatnya memberikan bantuan terhadap warga yang mengalami korban angin puting beliung.
Sementara itu saat dimintai keterangan, Kepala Desa Ciheulang Iyam Maryam mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun jumlah rumah rusak mencapai 168 buah. Dalam kejadian tersebut, sedikitnya 3 rumah milik warga kondisnya rusak berat, sedangkan dua lainnya mengalami kerusakan kategori sedang dan ratusan lainnya mengalami kerusakan ringan.
"Ketiga rumah yang mengalami kerusakan kategori berat adalah rumah milik Misbah (55), Alo (40) dan Iam (50). Ketiganya merupakan warga kampung Babakan Cipasung RT 05 RW 06 Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay," ujarnya.
Iyam memaparkan bahwa hingga saat ini pihak pemerintah Desa dengan Muspika masih tetap siaga satu. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pencurian harta benda misalnya. "Petugas siskamling siaga penuh di lokasi kejadian selama 24 jam, saya khawatir ada warga yang kemalingan karena kondisi di sini sedang karut marut," ujarnya. (A-211/A-147)***
Share:

Puluhan Warga Ciheulang Masih Membereskan Rumah


SOREANG, (PRLM).- Puluhan warga masih membereskan sisa-sisa hancurnya rumah mereka di Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, yang Senin (15/10) kemarin terkena puting beliung.
"Yah kita sedang membereskan saja, karena angin kemarin merusak hampir semua rumah warga," kata Ade (20) warga sekitar di lokasi kejadian, Selasa (16/10).
Dari pemantauan "PRLM", hampir semua rumah di daerah tersebut memang mengalami kerusakan, namun ada yang parah dan lainnya rusak ringan.
“Datangnya angin puting beliung secara tiba-tiba. Angin mulanya datang dari dekat pabrik yang berada di wilayah Desa Serang Mekar. Kemudian angin maju ke arah pemukiman warga padat penduduk dengan berputar-putar selama 5 menit," kata Yandri (30) warga Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay, Selasa (16/11).
Yandri mengatakan, dengan kejadian tersebut tidak hanya rumah warga yang hancur, namun angin puting beliung itu juga menghancurkan lahan perkebunan milik warga. Ini adalah musibah yang kesekian diderita oleh warga Ciheulang.
Hal senada disampaikan Apri (68). Menurut dia, musibah yang sama pernah terjadi pada tahun 1979. Namun pada saat itu, angin puting beliungnya menewaskan beberapa warga. "Kejadian yang sama terulang kembali saat ini, akan tetapi syukur Alhamdulillah tidak ada korban yang meninggal dunia akibat angin puting beliung ini," kata Apri.
Apri memaparkan bahwa kejadian tersebut, terjadi sangat cepat. "Ketika angin berputar-putar, saya spontan merangkul tiga cucu saya yang masih kecil. Untuk melindungi ketiga cucu saya itu dari bahaya," katanya.
Apri mengalami luka ringan yakni luka goresan di kaki akibat seng yang berterbangan dan tertimpa genteng rumah.
Sementara itu rumah milik warga lainnya yang mengalami kerusakan berat adalah rumah milik Oom Komariah (60).
Oom mengaku masih tidak percaya atas apa yang telah terjadi pada rumah miliknya. Hal ini disebabkan pada saat kejadian, ia sedang didalam rumah. Ketika angin berputar disekitar rumahnya, ia langsung keluar menyelamatkan diri dan meninggalkan rumah.
"Saat ini rumah saya hancur dan hanya tersisa barang-barang yang juga rusak karena kejadian itu, atap genting rumah saya berterbangan dan seng-seng juga ikut berterbangan, kondisi rumah saya rusak berat," kata Oom.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Bandung untuk secepatnya memberikan bantuan terhadap warga yang mengalami korban angin puting beliung.
Sementara itu saat dimintai keterangan, Kepala Desa Ciheulang Iyam Maryam mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun jumlah rumah rusak mencapai 168 buah. Dalam kejadian tersebut, sedikitnya 3 rumah milik warga kondisnya rusak berat, sedangkan dua lainnya mengalami kerusakan kategori sedang dan ratusan lainnya mengalami kerusakan ringan.
"Ketiga rumah yang mengalami kerusakan kategori berat adalah rumah milik Misbah (55), Alo (40) dan Iam (50). Ketiganya merupakan warga kampung Babakan Cipasung RT 05 RW 06 Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay," ujarnya.
Iyam memaparkan bahwa hingga saat ini pihak pemerintah Desa dengan Muspika masih tetap siaga satu. Hal ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pencurian harta benda misalnya. "Petugas siskamling siaga penuh di lokasi kejadian selama 24 jam, saya khawatir ada warga yang kemalingan karena kondisi di sini sedang karut marut," ujarnya. (A-211/A-147)***
Share:

166 Rumah dan Perkebunan di Desa Ciheulang Rusak


SOREANG, (PRLM).- 168 rumah di Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung rusak diacak-acak oleh angin puting beliung. Kejadian ini terjadi pada Senin (15/10) sekitar pukul 15:30, meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini namun kerugian yang diderita mencapai milyaran rupiah.
“Datangnya angin puting beliung secara tiba-tiba, angin mulanya datang dari dekat pabrik yang berada di wilayah Desa Serang Mekar. Kemudian angin maju ke arah pemukiman warga padat penduduk dengan berputar-putar selama 5 menit," kata Yandri (30) warga Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay, Selasa (15/11) dini hari.
Yandri mengatakan dengan kejadian tersebut tidak hanya rumah warga yang hancur, namun angin puting beliung itu juga menghancurkan lahan perkebunan milik warga, "Ini adalah musibah terparah yang pernah diderita oleh warga Ciheulang," katanya.
Hal senada disampaikan Apri (68), menurutnya musibah yang sama pernah terjadi pada tahun 1979. Namun pada saat itu, angin puting beliungnya menewaskan beberapa warga. "Kejadian yang sama terulang kembali saat ini, akan tetapi syukur Alhamdulillah tidak ada korban yang meninggal dunia akibat angin puting beliung ini," kata Apri.
Apri memaparkan bahwa kejadian tersebut, terjadi sangat cepat, "Ketika angin berputar-putar, saya spontan merangkul tiga cucu saya yang masih kecil. Untuk melindungi ketiga cucu saya itu dari bahaya," katanya.
Apri mengalami luka ringan yakni luka goresan di kaki akibat seng yang berterbangan dan tertimpa genteng rumah. Sementara itu rumah milik warga lainnya yang mengalami kerusakan berat adalah rumah milik Oom Komariah (60).
Oom mengaku masih tidak percaya atas apa yang telah terjadi pada rumah miliknya. Hal ini disebabkan pada saat kejadian, ia sedang didalam rumah. Ketika angin berputar disekitar rumahnya, ia langsung keluar menyelamatkan diri dan meninggalkan rumah.
"Saat ini rumah saya hancur dan hanya tersisa barang-barang yang juga rusak karena kejadian itu, atap genting rumah saya berterbangan dan seng-seng juga ikut berterbangan, kondisi rumah saya rusak berat," kata Oom.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Bandung untuk secepatnya memberikan bantuan terhadap warga yang mengalami korban angin puting beliung.
Sementara itu saat dimintai keterangan, Kepala Desa Ciheulang Iyam Maryam, mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, "Namun jumlah rumah rusak mencapai 168 buah," katanya.
Dalam kejadian tersebut kata Iyam, sedikitnya 3 rumah milik warga kondisnya rusak berat, sedangkan dua lainnya mengalami kerusakan kategori sedang dan ratusan lainnya mengalami kerusakan ringan. "Ketiga rumah yang mengalami kerusakan kategori berat adalah rumah milik Misbah (55), Alo (40) dan Iam (50). Ketiganya merupakan warga kampung Babakan Cipasung RT 05 RW 06 Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay," ujarnya.
Iyam memaparkan bahwa hingga saat ini pihak pemerintah Desa dengan Muspika masih tetap siaga satu. Hal ini disebabkan Guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pencurian harta benda misalnya. "Petugas Siskamling siaga penuh di lokasi kejadian selama 24 jam, saya khawatir ada warga yang kemalingan karena kondisi disini sedang carut marut," ujarnya.
Dengan kejadian tersebut, Iyam meminta kepada seluruh warga masyarakat untuk tenang, sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan ini.
Pihaknya juga telah melakukan pendataan rumah-rumah rusak tersebut dan secepatnya datanya akan disampaikan kepada pihak pemerintah Kabupaten Bandung sebagai dasar pengajuan bantuan.
Dari pantauan wartawan, warga hingga dini hari ini masih membersihkan pecahan-pecahan genting, pecahan seng, dan barang-barang yang hancur berterbangan di lokasi kejadian. Yang aneh, kata salah seorang warga, adalah Masjid Al Ikhlas yang berada dí lokasi kejadian tÍdak mengalamÍ kerusakan, tetapi bedug yang ada didalamnya terbang terbawa angin. (A-211/A-147)***
Share:

Waspadai Puting Beliung di Kabupaten Bandung


SOREANG, (PRLM).- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan meminta, warga untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap bencana angin kencang atau angin puting beliung. Hal ini lantaran angin kencang diperkirakan akan terus terjadi beberapa pekan hingga bulan ke depan.
"Perubahan iklim sudah mulai terlihat. Seperti sebelumnya, musim kemarau terjadi cukup lama. Dan saat ini, musim penghujan sudah mulai terlihat. Memasuki musim penghujan ini, warga Kabupaten Bandung diminta harus selalu waspada," ujar Marlan, Kamis (13/9/12).
Menurut Marlan, musim penghujan kali ini sepertinya akan terjadi cukup panjang. "Meski demikian, sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya kita harus selalu tetap waspada. Kewaspadaan terhadap cuaca angin kencang seperti saat ini," katanya.
Lebih jauh, Marlan menjelaskan, dari 31 Kecamatan di Kabupaten Bandung, ada delapan Kecamatan yang rawan akan adanya puting beliung yakni, Bojongsoang, Baleendah, Banjaran, Arjasari, Katapang, Rancaekek, Ciparay, Cicalengka.
"Angin kencang besar kemungkinan terjadi sebelum hujan turun. Adapun di antara ciri terjadinya angin puting beliung adalah suhu udara awal yang terasa panas dan awan pun cenderung sumuk, berubah menjadi abu-abu dan menjadi hitam pekat," ujarnya. (CA-08/A-88)***
Share:

BPBD Kirim Bantuan untuk Korban Puting Beliung


SOREANG, (PRLM).- Badan Penanggulangam Bencana Daerah (BPBD) Kab. Bandung sudah mengirimkan bantuan untuk korban angin puting beliung di tiga desa yakni Desa Warjabakti. Kec. Cimaung, Desa Ciheulang Kec. Ciparay dan Desa Wargabakti Kec. Baleendah. Bantuan berupa selimut, alas tidur, terpal, dan kebutuhan peralatan keluarga (family kit).
"Masing-masing desa terdapat satu keluarga yang mengungsi ke rumah tetangga. Keluarga yang diberikan bantuan adalah yang mengungsi karena rumahnya rusak berat," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kab. Bandung, Cecep Hendrawan, Selasa (16/10).
Bantuan yang diberikan BPBD bukan dalam bentuk natura seperti beras melainkan alat-alat keluarga.
Dari laporan terakhir jumlah rumah yang rusak berat di Desa Ciheulang sebanyak tiga rumah, rusak sedang delapan rumah dan sekolah tiga buah, dan rusak ringan 149 rumah dan sebuah masjid. "Rusak ringan seperti beberapa genting beterbangan yang kini sudah diperbaiki masyarakat," katanya.

Sedangkan di Desa Warjabakti sebanyak satu rumah rusak berat yakni ambruk. "Untuk Desa Wargamekar rumah yang rusak berat dua rumah, dua rusak sedang, dan 35 rusak ringan. Satu korban luka ringan terlena genting yang jatuh yakni Emak Jumsih (85)," katanya.
Untuk rehabilitasi rumah akan diajukan dari kecamatan setempat kepada Pemkab Bandung. "Alokasi bantuan rehabilitasi dari anggaran program," katanya.(A-71/A-147)***

Share:

Status Tangkuban Perahu waspada

BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyurati Gubernur Jawa Barat, Bupati Bandung Barat dan Subang terkait status Gunung Tangkuban Perahu yang meningkat dari aktif normal menjadi waspada (level II).

"Dengan peningkatan status menjadi waspada, direkomendasikan wisatawan, pendaki dan masyarakat tidak mendekat ke kawah dalam radius 1,5 kilometer. Kami sudah surati gubernur dan bupati setempat terkait rekomendasi PVMBG," kata Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG Badan Geologi Hendrasto di Bandung, hari ini.

Menurut Hendrasti, PVMBG menaikkan status aktivitas Gunung Tangkuban Perahu sejak Kamis (23/8) pukul 23.00 WIB, menyusul adanya peningkatan aktivitas ke level waspada atau level II.

Peningkatan aktivitas gunung itu, kata Hendrasto terpantau sejak 13 Agustus 2012 dan ditetapkan ke level waspada pada Kamis tengah malam.

"PVMBG sudah memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah setempat, langkah selanjutnya tergantung pemerintah daerah, terutama terkait rekomendasi tidak ada pendakian atau aktivitas wisata di radius 1,5 kilometer dari kawah," katanya.

Namun demikian, kata Hendrasto, masyarakat diimbau untuk tidak terpancing isu-isu yang tak jelas sumbernya, dan tetap berkoordinasi dengan BPBD dan Posko Pengamatan Gunung Api Tangkuban Perahu di Desa Cikole Lembang.

Sementara itu Gunung Tangkuban Perahu sempat mengalami peningkatan status menjadi Siaga pada tahun 2005, namun tidak sampai terjadi letusan, jelas Hendrasto.

Gunung Tangkuban Perahu merupakan obyek wisata gunung api yang terletak di kawasan Lembang.

Editor: SASTROY BANGUN
Share:

76 Warga Diungsikan Akibat Kebakaran di Kertasari

Bandung - Rumah yang terbakar di Kampung Sukasari, Desa Cibeureum RT 4 RW 13, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, dipastikan berjumlah 15 unit. Akibat peristiwa itu, 18 kepala keluarga (KK) atau 76 orang diungsikan.

"Korban yang rumahnya terbakar diungsikan, itu diurus sama BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bandung," ujar anggota UPTD Pemadam Kebakaran Ciparay Kabupaten Bandung, Didin, saat dihubungi detikbandung, Senin (20/8/2012).

Meski rumah yang terbakar mencapai belasan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. "Enggak ada korban," tegasnya.

Dijelaskannya, proses pemadaman api dibantu warga sekitar. Sementara pihaknya menurunkan lima unit mobil damkar masing-masing dua unit dari UPTD Damkar Cicalengka, dua unit dari Soreang dan satu unit dari Cicalengka. Saat ini, api di lokasi sudah padam.

"Yang terbakar itu mayoritas rumah semi permanen," ucap Didin. Namun soal penyebab kebakaran pihaknya belum mengetahui secara pasti dan masih dalam proses penyelidikan petugas.

Informasi yang dihimpun detikbandung, para korban yang rumahnya terbakar untuk sementara diungsikan ke Madrasah Tsanawiyah Sukasari. BPBD dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bandung menangani para korban di lokasi.
Share:

Sepanjang bulan Ramadan, di Kabupaten Bandung terjadi 30 kasus kebakaran, dengan 2 orang korban jiwa. Penyebab kebakaran tersebut, rata-rata terjadi akibat kelalaian masyarakat yang meninggalkan rumah pada saat tarawih dan Subuh setelah sahur.

“Memang bisa dibilang setiap bulan puasa kasus kebakaran selalu tinggi, yah itu tadi penyebabnya kelalaian masyarakat. Hal ini juga terjadi pada tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya, untuk tahun lalu saja ada sekitar 25 kasus kebakaran pada saat bulan puasa,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemadam Kebakaran Dinas Perumahan Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih) Kabupaten Bandung Hendi Kurniawan kepada INILAH.COM, Sabtu (18/8/2012).

Terlebih, kata Hendi, bulan puasa selalu bertepatan dengan musim kemarau. Dimana pada musim kemarau ini cuaca panas dapat mempercepat proses pembakaran. Dan celakanya, kata dia, di musim kemarau ini pihaknya kesulitan mencari sumber air sehingga pihaknya cukup kerepotan dalam memadamkan api.

“Apalagi di Kabupaten Bandung ini ketersediaan hydran di pemukiman belum banyak. Baru ada di beberapa perumahan formal dan pabrik-pabrik saja, itupun belum tentu berfungsi,” ujarnya.

Terkait mudik Lebaran, Hendi mengimbau kepada masyarakat dapat berhati-hati sebelum pergi meninggalkan rumah. Dengan memastikan peralatan listrik yang sekiranya tidak diperlukan sebaiknya dimatikan atau dicabut dari saklarnya.

“Kan kalau mudik biasanya beberapa hari, sebelum meninggalkan rumah sebaiknya cabut peralatan listrik yang tidak dipakai, kecuali yang penting seperti lemari es karena ada persediaan makanan atau penerangan rumah. Regulator kompor gas juga lebih baik dicabut saja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.[jul]
Share:

DEFINISI BENCANA


Definisi Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007)
Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang di picu oleh suatu kejadian.
Posisi Geografis Indonesia
Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia, memiliki lebih dari 128 gunung berapi aktif, dan sekitar 150 sungai, baik besar maupun kecil, yang melintasui wilayah padat penduduk.
Danau toba yang terkenal itupun sebetulnya sebuah Caldera atau lubang dipermukaan bumi yang diakibatkan oleh gempa vulkanik. Bila luas danau toba mencapai 100 kilometer persegi, bisa dibayangkan betapa besar gempa tersebut, yang konon terjadi sekitar 74000 tahun lalu.
Coba kita ingat beberapa catatan bencana alam besar yang pernah di alami negeri tercinta ini.
  • 1815
    Gunung tambora meletus. Jumlah korban saat itu tidak tercatat dengan baik, namun dapat dipastikan melebihi jumlah korban letusan gunung krakatau.
  • 1883
  • Gunung krakatau meletus, mengakibatkan tsunami dan menghilangkan lebih dari 36000 jiwa. Letusan ini menjadi catatan sejarah dunia tersendiri karena tsunami yang diakibatkan mencapai hingga Hawaii dan Amerika Selatan.
  • 1930
  • Gunung merapi meletus. Mengakibatkan 1300 orang harus kehilangan nyawa
  • 1963
  • Gunung Agung Meletus. Menewaskan sekitar 1000 jiwa
  • 2004
  • Gempa dan Tsunami melumatkan aceh dan kawasan sekitarnya serta menewaskan sekitar 170 ribu jiwa, jumlah terbesar yang tercatat dalam sejarah modern bencana alam indonesia
  • 2005
  • Gempa di Nias ­ Sumatera tanggal 28 Maret 2005 mengakibatkan sekitar 1000 orang meninggal
  • 2006
  • Gempa di Yogyakarta, menewaskan sekitar 5.782 jiwa
  • 2007
  • Gempa di Bengkulu - Sumatera tanggal 12 september 2007 yang mengakibatkan sekitar 70 penduduk tewas.
Itu semua belum termasuk bencana banjir, tanah longsor, angin topan dan sebagainya. Dan yang penting harus tertanam dibenak kita, bencana bukan hanya bencana alam, bencana dapat terjadi karena faktor alam maupun non alam seperti budaya, agama, dan tentu saja manusia. Di indonesia, risiko bencana dapat disebabkna oleh faktor geologis (gempa, tsunami, letusan gunung berapi), Hydrometeorologis (bnajir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), biologis (wabah penyakit, penyakit tanaman, penyakit ternak, hama tanaman), kegagalan teknologi (kecelakaan industri dan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia), dan faktor sosial politik (konflik horisontal, terorisme, ideologi, religi).
Share:

Ditinggal Nonton Rumah Ganda Ludes Terbakar


KUTAWARINGIN (GM) - Kurang dari 10 menit, rumah semipermanen milik Ganda (60), warga Kampung Sirnagalih, RT 01/RW 06, Desa Gajah Mekar, Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung, luluh lantak dilalap si jago merah, Kamis (9/8) pukul 15.40 WIB. Diduga api berasal dari tungku kayu bakar yang lupa dimatikan penghuni rumah.

Share:

MUSIBAH KEBAKARAN YANG BERUNTUN :

03/8/2012 pkl. 15.30 WIB Ciwidey :
terjadi kebakaran pada pkl. 15.00 WIB 1 rumah di Kp. Sukawening RT 01/03 Ds. Warjabakti, korban menderita a/n Samsuri 55 thn. 1 kk/ 2 jiwa, api diperkirakan berasal dari hubungan arus pendek listrik, KJ = 0, kerugian diperkirakan mencapai 25 juta Rupiah

05/8/2012 pkl. 00.30 WIB Soreang :
Telah terjadi kebakaran di Kp. Cipeer RT 02/04 Ds. Cingcin soreang pada pkl. 23.30 WIB. 1 unit rumah kontrakan milik Ibu Eros hancur, Dan 1 unit rumah milik Bpk. Aup RR, KJ = 0 Korban menderita 3 KK, kerugian diperkirakan mencapai 25 juta Rupiah. api diperkirakan berasal dari hubungan arus pendek listrik.

6/8/2012 pkl. 09.30 WIB Ibun :
Terjadi kebakaran pada pkl. 09.00 WIB di di Kp. Pasirtukung RT 02/03 yang menghancurkan 1 unit bangunan rumah dan 2 rumah lainnya RR. KJ = 0
Tindakan :
Mengirimkan bantuan logistic berupa :
- Terpal 2 lembar
- Family Kit 4 paket
- Tikar 4 lembar
- Selimbut 8 lembar
- Kid ware 3 paket
- Sandang 4 paket

7/8/2012 pkl.20.00 WIB Pacet :
Terjadi kebakaran pada pkl. 19.30 WIB di Kp. Maruyung RT 02/01 Ds. Maruyung yang menghancurkan 22 unit bangunan rumah
Korban menderita :
1. Enjang Suryana 35 thn 1 kk / 5 jiwa
2. Enjang Suhaya 37 thn. 1 kk / 5 jiwa (1 orang anak 4 thn)
3. Sapid 63 thn. 1 kk / 6 jiwa
4. Asep Supriatna 1 kk / 5 jiwa (1 orang anak 2 thn)
5. Osid 1 kk / 2 jiwa
6. Ateu 1 kk / 4 jiwa (2 orang anak 3 dan 5 thn)
7. Mamat 1 kk / 5 jiwa
8. Otang 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 2 thn)
9. Ujang W. 1 kk / 4 jiwa
10. Tatang 1 kk / 7 jiwa (1 orang anak 2 bulan)
11. Uus suhatman 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 6 thn)
12. Mae 1 kk / 1 jiwa
13. Ridwan R. 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 3 thn)
14. Ade Tarmono 1 kk / 4 jiwa
15. Amin 1 kk / 3 jiwa
16. Sodikin 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 1 thn)
17. Sambas 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 1 thn)
18. Cahri 1 kk / 4 jiwa
19. Saepudin 1 kk / 6 jiwa
20. Ujang Misbah 1 kk / 4 jiwa
21. Oman 1 kk / 4 jiwa (1 orang anak 4 thn)
22. Makmun 1 kk / 6 jiwa
23. Dayat 1 kk / 4 jiwa
24. Dedi 1 kk / 3 jiwa
25. Opik 1 kk / 6 jiwa
26. Solihin 1 kk / 2 jiwa (1 orang ibu hamil 8 bln.)
27. Wismah 1 kk / 5 jiwa (2 orang anak 2,5 thn. dan 5 thn.)
- Total 27 kk / 110 jiwa, 1 orang diantaranya ibu hamil 8 bln. Dan 13 orang balita.
- MD = 1 orang anak perempuan a/n Rika Aprilia 5 thn.
Tindakan :
- Assessment
- Koordinasi dengan SKPD terkait, relawan dan Muspika setempat
- Mendirikan posko tanggap darurat selama 7 hari
- Mendirikan dapur umum

8/8/2012 Pkl. 16.30 WIB Pasirjambu :
Terjadi kebakaran pada pkl. 16.00 WIB di Kp. Cisondari RT 04/01 Ds. Cisondari Kec. Pasirjambu yang menghanguskan 1 unit bangunan ternak ayam milik Hj. Yayu Rahayu. Api diperkirakan berasal dari penghangat batu bara.
KJ = 0
2000 ekor ayam hangus terbakar
Kerugian diperkirakan mencapai 100 Juta Rupiah

9/8/2012 Pkl. 21.00 WIB Pasirjambu :
Terjadi kebakaran pada pkl. 20.00 WIB di Kp. Mekarmaju RT 02/11 Ds. Pasirjambu Kec. Pasirjambu.
KJ = 0
Korban menderita = 3 kk / 11 jiwa
10/8/2012 Pkl. 11.30 WIB Kutawaringin :
terjadi kebakaran pada pkl. 14.30 WIB. Di Kp. Dano RT 01/11 Ds. Kutawaringin.
1 rumah = hancur
1 rumah = RR
KJ = 0
Korban menderita 2 kk / 5 jiwa
Asal api dari tungku dapur

10/8/2012 Pkl. 14.30 WIB Ciparay :
terjadi kebakaran pada pkl. 14.30 WIB di Kp. Babakan Ciparay RT 01/03 Ds. Ciparay Kec. Ciparay, akibat kejadian tersebut :
2 rumah = hancur
Korban MD = 1 orang a/n Ibu Tuti 75 thn.
Korban menderita 2 kk
Asal api diperkirakan dari hubungan arus pendek listrik
Kerugian diperkirakan mencapai 80 juta Rupiah

12/8/2012 Pkl. 13.00 WIB Ciparay :
terjadi kebakaran pada pkl. 02.00 WIB dini hari tgl. 12/8/2012 di kp. Babakan Caringin RT 03/10 Ds. Ciparay Kec. Ciparay.
1 rumah = hancur
KJ = 0
Korban menderita a/n Bpk Ecar 1 kk / 6 jiwa

12/8/2012 Pkl. 14.46 WIB Pacet :
terjadi kebakaran pada pkl. 13.50 WIB di kp. Nunuk Kulon RT 02/04 Ds. Mekarsari Kec. Pacet.
1 rumah = hancur milik Bpk Aceng Tarmedi 62 thn.
1 rumah = RR milik Bpk Ayi Dadang 40 thn
KJ = 0
Korban menderita 2 kk
Share:

Warga Lima RW Desa Waluya Terkena Penyakit Gatal

SOREANG, (PRLM).- Akibat dari pencemaran limbah yang mengalir di Sungai Cikelong. Ratusan warga Desa Waluya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, yakni RW 03, 05, 07, 13, 15, terkena penyakit gatal-gatal.
"Jika kemarau tiba, air sungai menjadi hitam pekat seperti oli," ujar Lita Fatmawati (27), warga RT 01/03, Ia mengatakan, sungai tercemar limbah dari pabrik tekstil yang berada di Jalan Raya Cicalengka.
Menurut Lita kondisi ini memang sudah berlangsung selama sepuluh tahun. Namun, persoalan limbah tersebut masih belum membuahkan solusi.
"Dua kali ganti camat, masalah limbah ini juga belum selesai. Dan biasanya di bulan Juli limbah dari pabrik lebih banyak dikeluarkan karena desa mendapatkan uang untuk Agustusan," katanya.
Ia pun mengatakan tak hanya gatal-gatal yang kerap menyerang warga. Pencemaran udara juga dialami warga akibat bau menyengat dari limbah tersebut.
"24 jam kami menghirup udara tidak enak. Padahal kami tinggalnya di desa yang seharusnya bisa menghitup udara segar," katanya. Dikatakannya juga, air sungai tersebut juga digunakan untuk pengairan sawah.
Sebelumnya, kata Lita, warga sempat menuntut kepada pihak pabrik untuk menghentikan pencemaran limbah ketika baru berdiri. Sebab, warga merasa dirugikan akibat limbah yng dikeluarkan dari pabrik itu. Warga pun sempat melakukan demonstrasi ke pabrik sebanyak tiga kali. "Setelah itu kami baru dapat kompensasi. Itu pun kami sempat mau disogok agar tidak melakukan demo," ujar Lita.
Ganti rugi yang diberikan pabrik, kata Lita, hanya berupa bantuan pompa air untuk bisa menggunakan air bersih agar bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. "Kami juga hanya mendapatkan uang listrik sebesar 150 ribu untuk enam bulan dan beberapa warga menjadi tenaga kerja di sana."
Hal senada juga diutarakan Ani sondari (43) warga RT 01/03 Desa Waluya. Kolam ikan milik Unang (72), bapaknya, terpaksa harus dibangun rumah lantaran airnya tidak bisa digunakan untuk beternak ikan. Karena itu, kata Ani, bapaknya menjadi penggerak warga Desa Waluya untuk menghentikan pencemaran limbah ke Sungai Cikelong. (CA-08/A-88)***
Share:

Puluhan KK Warga Sapan Terpaksa Gunakan Air Sumur Tercemar

SOREANG, (PRLM).- Puluhan Kepala Keluarga di kampung Sapan kaler Desa Sukamanah Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, terpaksa menggunakan air sumur yang tercemari oleh air limbah yang mengalir di sungai Citarik untuk keperluan Mandi Cuci dan kakus (MCK).
Kondisi ini sudah berlangsung sejak lama, dan sampai saat ini pemerintah terkesan tutup mata dan bersikap stagnan atas kondisi yang menimpa warga sekitar Desa Sukamanah tersebut.
"Air yang berwarna hitam pekat ini, terpaksa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk air minum warga membeli air galon, kata warga Sapan Kaler RT 02/03 Desa Sukamanah Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung Dayat Hidayat pada Kamis (26/7/12).
Menurut dia, pemerintah kurang perhatian kepada warga miskin, saat ini pemerintahan terkesan kurang mempedulikan serta kurang merespon atau pun pura-pura tidak melihat dengan kondisi yang terjadi. Rakyat dibutuhkan, jika adanya pemilihan pemimpin.
"Rakyat kecil sampai kapanpun tidak akan menang, meski kita menderita kita gak akan diperhatikan, dan anehnya pemerintah tidak memperhatikan keluh kesah kami. Pabrik banyak uang, jadi persoalan akan cepat beres dikarenakan sudah dututup oleh uang," ucapnya.
Hal senada disampaikan Dadeng warga Rancakemit Desa Sukamanah Kecamatan Rancaekek, sejak lama warga mengeluhkan pencemaran limbah cair di Sungai Citarik.
Pencemaran mulai terasa sejak berdirinya Pabrik Kahatek. Limbah cair tersebut diduga dibuang beberapa pabrik yang berada di wilayah Kecamatan Rancaekek, Solokan Jeruk dan dilaur Kabupaten Bandung yakni pabrik yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang.
"Dampak pencemaran Sungai Citarik yang terjadi, aparat mulai dari pemerintah desa, Kecamatan maupun pemerintah Kabupaten Bandung tidak bisa berbuat banyak dan sampai saat ini pembuangan masih terjadi,” ucapnya. (CA-08/A-88)***
Share:

Bupati Bandung Serahkan Bantuan Keagamaan Rp 1,79 Miliar

SOREANG, (PRLM).- Di sela-sela kegiatan Safari Ramadan 1433 H, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH, S.Ip menyerahkan bantuan hibah senilai Rp 1.793.000.000,- untuk sarana keagamaan pondok pesantren, madrasah dan masjid. Dana sebesar itu berasal dari APBD tahun 2012 untuk 423 proposal yang telah memenuhi persyaratan administrasinya.
“Mudah-mudahan dana ini bisa bermanfaat untuk menambah sarana keagamaan yang telah kita miliki,” ucap H. Dadang M. Naser, dalam rilisnya ke "PRLM", Jumat (27/7).
Pada kesempatan itu, Dadang M. Naser juga mengimbau kepada kaum aghniya (hartawan) untuk turut membantu sarana keagamaan baik masjid maupun madrasah yang ada di wilayahnya masing-masing.
“Menyisihkan sebagian harta untuk membantu fakir miskin atau bidang keagamaan lainnya merupakan tindakan yang sangat mulia,” katanya. Bahkan ia menegaskan, membantu masyarakat miskin bukan hanya tugas pemerintah semata, namun membutuhkan uluran tangan semua elemen masyarakat.
Masih ditempat yang sama, sebelumnya Bupati Bandung melakukan dialog dengan sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda yang ada di wilayah Kecamatan Cikancung, Rancaekek, Nagreg dan Cicalengka. Dalam dialog tersebut, Dadang M. Naser banyak aspirasi masyarakat khususnya mengenai pembuatan e-KTP, pungutan PBB dan perbaikan jalan.(A-71/A-107)***
Share:

2.500 Ha Sawah di Cikancung Terancam kekeringan

SOREANG, (PRLM).- Tidak adanya sumber air yang dekat dengan areal persawahan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Bandung kesulitan mengantisipasi ancaman kekeringan lahan di Kecamatan Cikancung. Akibatnya, sekitar 2.500 hektare sawah di kawasan itu kembali terancam puso jika kekeringan melanda.
Kepala Distanbunhut Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan, pihaknya kini tengah mempersiapkan upaya antisipasi mengingat kekeringan yang mulai melanda beberapa wilayah lain di Jawa Barat. “Kami sudah mempersiapkan tiga pompa besar untuk mengatasi masalah kekeringan lahan di Kabupaten Bandung,” ujarnya, Rabu (10/7).
Saat ini, tambah Tisna, petugas di lapangan tengah mendata wilayah mana saja yang dianggap kritis dan perlu bantuan pompa. Namun, bantuan pompa tersebut hanya bisa diberikan untuk wilayah yang memiliki sumber air di dekat areal persawahan.
Sementara untuk wilayah Cikancung dan Cicalengka, bantuan pompa dinilai belum bisa mengatasi masalah, karena tidak ada sumber air di dekat areal persawahan. “Jadi tidak cukup hanya dengan pompa, karena airnya saja tidak ada,” kata Tisna.
Solusi terbaik untuk Cikancung dan Cicalengka, ujar Tisna, adalah dengan membuat sistem pipanisasi menggunakan paralon. Dengan begitu, sumber air yang ada di wilayah tetangga bisa dialirkan ke persawahan di Cikancung dan Cicalengka.
Terkait ancaman kekeringan, Tisna menegaskan, sejauh ini belum ada kasus yang menghawatirkan. Berdasarkan data yang dikantongi Distanbunhut, saat ini hanya ada sekitar 84 hektar lahan sawah yang mengalami kekeringan ringan. Sementara 1219 hektar lainnya dinyatakan terancam kekeringan.
Kendati demikian, kondisi tersebut dilansir tidak akan banyak mempengaruhi produksi padi Kabupaten Bandung. Tisna bahkan tetap optimis bahwa produksi padi 2012 dapat mengalami kenaikan sampai 5 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut Kabupaten Bandung Ina Dewi Kania mengatakan, tahun ini Kabupaten Bandung menargetkan produksi padi sampai 490.897 ton atau naik sekitar 8,8 persen dari target 2011 sebesar 472.989 ton.
Meski kuantitasnya masih meningkat, produksi padi di Kabupaten Bandung masih terancam dengan penyusutan lahan akibat alih fungsi menjadi permukiman.
Berdasarkan data Distanbunhut, lahan sawah basah di Kabupaten Bandung saat ini berjumlah sekitar 35.975 hektar. Jumlah itu menyusut sekitar 1,34 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 36.464 hektar.
Kondisi tersebut jelas menuntut pemerintah Kabupaten Bandung untuk segera merevisi Peraturan Daerah (Perda) Tata Ruang yang rencananya akan rampung pada 2013 mendatang. Tanpa itu,bukan tidak mungkin alih fungsi lahan bisa berdampak pada turunnya produksi beras dan gabah Kabupaten Bandung yang sebagian besar memiliki kualitas cukup tinggi.
Di sisi lain, kebijakan lokal untuk mencanangkan lahan basah abadi seperti di Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang jelas menjadi contoh yang patut ditiru dan didukung kebijakan pemerintah yang lebih tinggi. Tanpa dipaksa, petani dan aparat desa di sana melindungi lahan sawah mereka agar tidak tergerus gencarnya desakan pengembang perumahan.
Kepala Desa Sangkanhurip Aan Tirta Gandana mengatakan, komitmen tersebut disepakati sendiri oleh sekitar 132 petani dan penggarap yang tergabung dalam lima kelompok tani. Atas kesepakatan mereka, Aan pun menerbitkan peraturan desa (Perdes) Lahan Basah Abadi untuk lahan sawah seluas 88 hektar.
Aan menegaskan, peraturan tersebut dibuat atas aspirasi para petani yang menyadari semakin menyempitnya lahan pertanian akibat serangan pengemabang perumahan dan investor industri. “Mereka sepakat untuk menjaga sawah yang ada demi ketahanan pangan dan keseimbangan lingkungan di desa kami,” ujarnya. (A-178/A-89)***
Share:

ARAHAN KEPALA BNPB DALAM RANGKA PENANGGULANGAN BENCANA DI PROVINSI JAWA BARAT

Dalam rangka peningkatan kinnerja BPBD baik provinsi maupun BPBD Kabupaten / Kota di Jawa Barat Kepala BNPB DR. Syamsul Maarif telah menyampaikan beberapa arahan dan sekaligus motivasi kepada seluruh pejabat struktural BPBD Kabupaten / Kota di Jawa Barat pada hari ini Senin 12 Maret 2012 bertempat di Gd. BPBD Jawa Barat, yang dihadiri oleh seluruh pejabat strukural Eselon IV,III dan II dari masing-masing BPBD Kabupaten / Kota di Jawa Barat.

Dalam acara ini sebelumnya pengarahan disampaikan dan sekaligus dibuka oleh Kepala BPBD Jawa Barat Udjwalaprana Sigit dengan menyampaikan arahan tentang kesiapan BPBD Provinsi Jawa Barat bersama-sama BPBD Kabupaten / Kota dalam menghadapi setiap potensi kebencanaan.
Share:

Jembatan Parunghalang Berbahaya

BALEENDAH,(GM)-
Kondisi jembatan gantung yang berada di Kampung Parunghalang RT 04/RW 01 Kel. Andir, Kec. Baleendah, Kab. Bandung sudah cukup membahayakan warga penggunanya. Sebab di beberapa bagian jembatan, bautnya sudah longgar dan bahkan sebagian lagi hilang. Apalagi, sejak sepuluh tahun lalu, jembatan yang menghubungkan Kec. Baleendah dan Kec. Dayeuhkolot ini tidak diperbaiki.

Untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti jembatan roboh di Bogor beberapa waktu lalu, jajaran Polsek Dayeuhkolot melakukan pengecekan dan pemeriksaan kondisi jembatan gantung tersebut.

Menurut Kapolsek Dayeuhkolot, AKP Sugeng Edi Haryanto, pengecekan sengaja dilakukan mengingat jembatan gantung tersebut sudah lebih dari 10 tahun belum pernah diperbaiki. Dikhawatirkan, jembatan gantung sepanjang kurang lebih 100 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter ini dapat roboh sewaktu-waktu. Apalagi, penggunaan jembatan itu oleh warga tergolong cukup tinggi.

"Setelah kami lakukan pengecekan, kondisinya masih layak pakai. Tapi harus diwaspadai karena di beberapa bagian baut penguatnya longgar dan sebagian lagi hilang," katanya.

Menurut Sugeng, meski belum memakan korban, kewaspadaan perlu dijaga. Karena pada tahun lalu, katanya, jembatan ini sempat rusak gara-gara tertabrak sebuah rumah panggung yang hanyut. Jembatan bisa berfungsi kembali setelah diperbaiki secara swadaya oleh warga setempat.

"Jembatan gantung ini sangat vital, sebagai jalan alternatif penghubung antara Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah. Rata-rata warga kabupaten yang akan menuju Kota Bandung pun lewat sini. Apalagi pada saat banjir tiba, jembatan gantung selalu digunakan warga terutama yang menggunakan sepeda motor," bebernya.

Dijaga polisi

Selain roboh, risiko lain yang mengancam penggunanya adalah luapan air Sungai Citarum yang bisa saja memutuskan kawat baja dan alas jembatan yang terbuat dari kayu dan beton. Untuk menghindari penumpukan warga yang melintas di jembatan gantung tersebut, setiap hari Polsek Dayeuhkolot menempatkan dua orang anggotanya.

"Setiap hari, ada petugas kami yang berjaga di dua sisi jembatan. Tujuannya agar pelintas jembatan ini tidak menumpuk di tengah. Karena, kalau bebannya terlalu berat, kami khawatir jembatan ini bisa putus," ujarnya.

Ia mengatakan, hasil pengecekan jembatan gantung itu akan segera dilaporkan kepada pihak berwenang di tingkat kecamatan.
(B.110)**
Share:

Cari Bukti Telusuri Citarum

MAJALAYA,(GM)-
Gerakan Masyarakat Peduli Alam Raya (Gempar) Kabupaten Bandung dan Komunitas Elemen Lingkungan bersama Greenpeace Indonesia, terus mengampanyekan Sungai Citarum yang melintasi wilayah Kabupaten Bandung.
Langkah ini dalam upaya menentang dan memerangi pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah industri tekstil. Salah satunya setelah melihat air baku Sungai Citarum yang melintasi di Kp. Koyod, Desa Rancakasumba, Kec. Solokanjeruk, Selasa (21/2).

Ketiga komunitas lingkungan itu mulai melakukan penelusuran dan kampanye sejak Minggu (19/2). "Penelusuran mulai dari Kp. Panggilingan, Desa Tanggulun, Kec. Ibun hingga ke Kp. Koyod. Penelusuran sepanjang kurang lebih 5 km," kata Ketua Gempar Kab. Bandung, Fathoni Solihudin kepada "GM" di Majalaya.

Menurut Fathoni, sepanjang penelusuran ditemukan aliran limbah cair dari perusahaan industri yang langsung mengalir ke Sungai Citarum. "Limbah cair yang dibuang perusahaan tersebut berwarna-warni. Umumnya hitam pekat," katanya.

Tetapi banyak juga perusahaan yang tidak langsung membuang limbah cairnya ke Sungai Citarum atau melalui selokan dan parit sebelum dialirkan ke sungai. "Ada saluran anak Sungai Citarum yang digunakan pembuangan air limbah dari sejumlah perusahaan. Sehingga pencemarannya sangat kuat," katanya.

Ia mengatakan, para aktivis juga membentangkan spanduk sebagai simbol memerangi pencemaran lingkungan. Spanduk itu di antaranya bertuliskan "Citarum Urat Nadiku".

"Spanduk dibentangkan di sumber-sumber pembuangan limbah sebagai bentuk penolakan pencemaran lingkungan. Namun spanduk itu hanya dipegang saja, setelah itu diabadikan untuk dokumentasi. Setelah itu, dikampanyekan melalui website yang sudah disiapkan Greenpeace," katanya.

Mencari bukti

Ia juga mengatakan, untuk memerangi pencemaran lingkungan itu, para aktivis juga berusaha melibatkan masyarakat luas. Yaitu dengan menampung informasi tentang segala bentuk pencemaran limbah cair yang berhasil direkam melalui telepon seluler atau handicam. "Hasil temuan masyarakat itu, bisa dikirim ke website tadi. Informasi dari masyarakat nantinya akan disampaikan ke publik," katanya.

Selain untuk publikasi ke publik, kata Toni, hasil rekaman dan temuan para aktivis dan masyarakat itu juga bisa dijadikan bahan untuk melakukan advokasi kepada pemerintah.

"Nantinya ke pemerintah itu, bisa disampaikan bukti pencemarannya. Ini lo buktinya, sehingga pemerintah harus menindaklanjutinya," katanya.

Ia mengatakan, masyarakat dilibatkan karena para aktivis lingkungan tidak mungkin bekerja maksimal tanpa partisipasi pihak lainnya. Apalagi masyarakat akan terkena dampak langsung dari pencemaran lingkungan tersebut.

"Jadi, masyarakat yang menemukan pencemaran lingkungan bisa langsung menyampaikannya kepada para aktivis lingkungan. Cara ini adalah bentuk terobosan baru dalam memerangi pencemaran lingkungan yang semakin kritis," katanya.
(B.105)**

Share:

11 Kecamatan Rawan Longsor

SOREANG,(GM)-
Sedikitnya 11 kecamatan dinyatakan sebagai daerah yang memiliki potensi bencana longsor atau pergerakan tanah. Kesebelas kecamatan tersebut adalah Kecamatan Cimenyan, Cilengkrang, Cicalengka, Nagreg, Ibun, Kertasari, Arjasari, Pasirjambu, Ciwidey, Rancabali, dan Kecamatan Kutawaringin.
"Dari hasil kajian akademis yang telah dilakukan, ternyata ke-11 kecamatan ini merupakan daerah rawan longsor. Oleh karena itu, kami mengimbau agar masyarakat setempat tidak lagi membangun rumah yang berdekatan dengan daerah perbukitan. Usahakan cari tempat yang aman," ungkap Wakil Bupati Bandung, Deden R. Rumaji pada rapat siaga bencana di Bale Sawala Soreang, Senin (20/2).

Turut hadir pada rapat tersebut Kepala Dinas Sosial Kab. Bandung Dra. Hj. Nina Setiana, M.Si., Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Marlan, M.Si., sejumlah camat, kepala desa (kades), serta sejumlah anggota Tagana.

Sebagai langkah preventif dalam penanggulangan bencana longsor, Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan, dan Energi (SDAPE) Kab. Bandung, beberapa waktu lalu telah menyebarkan peta pergerakan tanah ke masing-masing kecamatan dan desa yang dinilai berpotensi mengalami longsor.

"Dalam peta itu, kita tetapkan pula zona merah, biru, dan hijau. Zona merah artinya daerah kosong dari permukiman penduduk. Sementara zona biru dan hijau tetap bisa ditempati, namun tetap harus waspada," jelas Kepala Dinas SDAPE Kab. Bandung, Ir. Sofyan Sulaeman.

Sementara itu, Kepala BPBD Kab. Bandung, Marlan menjelaskan, potensi kebencanaan di Kabupaten Bandung di antaranya banjir, banjir bandang, longsor, angin puting beliung, hujan disertai angin kencang, kekeringan, dan kebakaran. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan BPBD Kab. Bandung, selama tahun 2012 jumlah bencana kebakaran tercatat 7 kejadian yang mengakibatkan 6 rumah rusak berat, 1 rusak sedang, dan 1 rusak ringan.

Sedangkan bencana longsor dua kali terjadi yang mengakibatkan 3 rumah rusak berat, 3 rusak sedang, dan 4 rusak ringan, serta 17 rumah lainnya terancam. Masih tahun 2012, tambah Marlan, bencana banjir tercatat 3 kejadian yang merendam 2.076 rumah penduduk. Kemudian bencana angin puting beliung tercatat 6 kejadian yang berakibat 13 rumah rusak berat, 8 rusak sedang, dan 106 rusak ringan. "Kalkulasi jumlah kerugian sedang kita hitung seluruhnya," ujar Marlan.

Pemetaan

Ia menambahkan, 4 kecamatan yang memiliki potensi bencana banjir adalah Kecamatan Solokanjeruk, Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot. Sedangkan daerah potensi angin puting beliung, terdapat di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Solokanjeruk, Rancaekek, Cicalengka, dan Ibun.

"Sementara bencana kekeringan, berpotensi terjadi di Kecamatan Pasirjambu, Soreang, Kutawaringin, Cangkuang, Banjaran, Baleendah, Ciparay, dan Rancaekek," papar Marlan.

Langkah yang ditempuh Pemkab Bandung dalam kesiapsiagaan dan pencegahan bencana, lanjutnya, beberapa waktu lalu dilakukan dalam bentuk pemetaan terhadap semua kawasan rawan bencana, penyusunan, dan pelaksanaan rencana mitigasi sesuai dengan potensi ancaman bencana, serta melakukan sosialisasi dan simulasi kepada warga di beberapa kecamatan yang berpotensi terjadi bencana.
(B.110)**
Share:

Maps

Pengikut