Ditinggal Nonton Rumah Ganda Ludes Terbakar


KUTAWARINGIN (GM) - Kurang dari 10 menit, rumah semipermanen milik Ganda (60), warga Kampung Sirnagalih, RT 01/RW 06, Desa Gajah Mekar, Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung, luluh lantak dilalap si jago merah, Kamis (9/8) pukul 15.40 WIB. Diduga api berasal dari tungku kayu bakar yang lupa dimatikan penghuni rumah.

Share:

MUSIBAH KEBAKARAN YANG BERUNTUN :

03/8/2012 pkl. 15.30 WIB Ciwidey :
terjadi kebakaran pada pkl. 15.00 WIB 1 rumah di Kp. Sukawening RT 01/03 Ds. Warjabakti, korban menderita a/n Samsuri 55 thn. 1 kk/ 2 jiwa, api diperkirakan berasal dari hubungan arus pendek listrik, KJ = 0, kerugian diperkirakan mencapai 25 juta Rupiah

05/8/2012 pkl. 00.30 WIB Soreang :
Telah terjadi kebakaran di Kp. Cipeer RT 02/04 Ds. Cingcin soreang pada pkl. 23.30 WIB. 1 unit rumah kontrakan milik Ibu Eros hancur, Dan 1 unit rumah milik Bpk. Aup RR, KJ = 0 Korban menderita 3 KK, kerugian diperkirakan mencapai 25 juta Rupiah. api diperkirakan berasal dari hubungan arus pendek listrik.

6/8/2012 pkl. 09.30 WIB Ibun :
Terjadi kebakaran pada pkl. 09.00 WIB di di Kp. Pasirtukung RT 02/03 yang menghancurkan 1 unit bangunan rumah dan 2 rumah lainnya RR. KJ = 0
Tindakan :
Mengirimkan bantuan logistic berupa :
- Terpal 2 lembar
- Family Kit 4 paket
- Tikar 4 lembar
- Selimbut 8 lembar
- Kid ware 3 paket
- Sandang 4 paket

7/8/2012 pkl.20.00 WIB Pacet :
Terjadi kebakaran pada pkl. 19.30 WIB di Kp. Maruyung RT 02/01 Ds. Maruyung yang menghancurkan 22 unit bangunan rumah
Korban menderita :
1. Enjang Suryana 35 thn 1 kk / 5 jiwa
2. Enjang Suhaya 37 thn. 1 kk / 5 jiwa (1 orang anak 4 thn)
3. Sapid 63 thn. 1 kk / 6 jiwa
4. Asep Supriatna 1 kk / 5 jiwa (1 orang anak 2 thn)
5. Osid 1 kk / 2 jiwa
6. Ateu 1 kk / 4 jiwa (2 orang anak 3 dan 5 thn)
7. Mamat 1 kk / 5 jiwa
8. Otang 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 2 thn)
9. Ujang W. 1 kk / 4 jiwa
10. Tatang 1 kk / 7 jiwa (1 orang anak 2 bulan)
11. Uus suhatman 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 6 thn)
12. Mae 1 kk / 1 jiwa
13. Ridwan R. 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 3 thn)
14. Ade Tarmono 1 kk / 4 jiwa
15. Amin 1 kk / 3 jiwa
16. Sodikin 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 1 thn)
17. Sambas 1 kk / 3 jiwa (1 orang anak 1 thn)
18. Cahri 1 kk / 4 jiwa
19. Saepudin 1 kk / 6 jiwa
20. Ujang Misbah 1 kk / 4 jiwa
21. Oman 1 kk / 4 jiwa (1 orang anak 4 thn)
22. Makmun 1 kk / 6 jiwa
23. Dayat 1 kk / 4 jiwa
24. Dedi 1 kk / 3 jiwa
25. Opik 1 kk / 6 jiwa
26. Solihin 1 kk / 2 jiwa (1 orang ibu hamil 8 bln.)
27. Wismah 1 kk / 5 jiwa (2 orang anak 2,5 thn. dan 5 thn.)
- Total 27 kk / 110 jiwa, 1 orang diantaranya ibu hamil 8 bln. Dan 13 orang balita.
- MD = 1 orang anak perempuan a/n Rika Aprilia 5 thn.
Tindakan :
- Assessment
- Koordinasi dengan SKPD terkait, relawan dan Muspika setempat
- Mendirikan posko tanggap darurat selama 7 hari
- Mendirikan dapur umum

8/8/2012 Pkl. 16.30 WIB Pasirjambu :
Terjadi kebakaran pada pkl. 16.00 WIB di Kp. Cisondari RT 04/01 Ds. Cisondari Kec. Pasirjambu yang menghanguskan 1 unit bangunan ternak ayam milik Hj. Yayu Rahayu. Api diperkirakan berasal dari penghangat batu bara.
KJ = 0
2000 ekor ayam hangus terbakar
Kerugian diperkirakan mencapai 100 Juta Rupiah

9/8/2012 Pkl. 21.00 WIB Pasirjambu :
Terjadi kebakaran pada pkl. 20.00 WIB di Kp. Mekarmaju RT 02/11 Ds. Pasirjambu Kec. Pasirjambu.
KJ = 0
Korban menderita = 3 kk / 11 jiwa
10/8/2012 Pkl. 11.30 WIB Kutawaringin :
terjadi kebakaran pada pkl. 14.30 WIB. Di Kp. Dano RT 01/11 Ds. Kutawaringin.
1 rumah = hancur
1 rumah = RR
KJ = 0
Korban menderita 2 kk / 5 jiwa
Asal api dari tungku dapur

10/8/2012 Pkl. 14.30 WIB Ciparay :
terjadi kebakaran pada pkl. 14.30 WIB di Kp. Babakan Ciparay RT 01/03 Ds. Ciparay Kec. Ciparay, akibat kejadian tersebut :
2 rumah = hancur
Korban MD = 1 orang a/n Ibu Tuti 75 thn.
Korban menderita 2 kk
Asal api diperkirakan dari hubungan arus pendek listrik
Kerugian diperkirakan mencapai 80 juta Rupiah

12/8/2012 Pkl. 13.00 WIB Ciparay :
terjadi kebakaran pada pkl. 02.00 WIB dini hari tgl. 12/8/2012 di kp. Babakan Caringin RT 03/10 Ds. Ciparay Kec. Ciparay.
1 rumah = hancur
KJ = 0
Korban menderita a/n Bpk Ecar 1 kk / 6 jiwa

12/8/2012 Pkl. 14.46 WIB Pacet :
terjadi kebakaran pada pkl. 13.50 WIB di kp. Nunuk Kulon RT 02/04 Ds. Mekarsari Kec. Pacet.
1 rumah = hancur milik Bpk Aceng Tarmedi 62 thn.
1 rumah = RR milik Bpk Ayi Dadang 40 thn
KJ = 0
Korban menderita 2 kk
Share:

Warga Lima RW Desa Waluya Terkena Penyakit Gatal

SOREANG, (PRLM).- Akibat dari pencemaran limbah yang mengalir di Sungai Cikelong. Ratusan warga Desa Waluya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, yakni RW 03, 05, 07, 13, 15, terkena penyakit gatal-gatal.
"Jika kemarau tiba, air sungai menjadi hitam pekat seperti oli," ujar Lita Fatmawati (27), warga RT 01/03, Ia mengatakan, sungai tercemar limbah dari pabrik tekstil yang berada di Jalan Raya Cicalengka.
Menurut Lita kondisi ini memang sudah berlangsung selama sepuluh tahun. Namun, persoalan limbah tersebut masih belum membuahkan solusi.
"Dua kali ganti camat, masalah limbah ini juga belum selesai. Dan biasanya di bulan Juli limbah dari pabrik lebih banyak dikeluarkan karena desa mendapatkan uang untuk Agustusan," katanya.
Ia pun mengatakan tak hanya gatal-gatal yang kerap menyerang warga. Pencemaran udara juga dialami warga akibat bau menyengat dari limbah tersebut.
"24 jam kami menghirup udara tidak enak. Padahal kami tinggalnya di desa yang seharusnya bisa menghitup udara segar," katanya. Dikatakannya juga, air sungai tersebut juga digunakan untuk pengairan sawah.
Sebelumnya, kata Lita, warga sempat menuntut kepada pihak pabrik untuk menghentikan pencemaran limbah ketika baru berdiri. Sebab, warga merasa dirugikan akibat limbah yng dikeluarkan dari pabrik itu. Warga pun sempat melakukan demonstrasi ke pabrik sebanyak tiga kali. "Setelah itu kami baru dapat kompensasi. Itu pun kami sempat mau disogok agar tidak melakukan demo," ujar Lita.
Ganti rugi yang diberikan pabrik, kata Lita, hanya berupa bantuan pompa air untuk bisa menggunakan air bersih agar bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. "Kami juga hanya mendapatkan uang listrik sebesar 150 ribu untuk enam bulan dan beberapa warga menjadi tenaga kerja di sana."
Hal senada juga diutarakan Ani sondari (43) warga RT 01/03 Desa Waluya. Kolam ikan milik Unang (72), bapaknya, terpaksa harus dibangun rumah lantaran airnya tidak bisa digunakan untuk beternak ikan. Karena itu, kata Ani, bapaknya menjadi penggerak warga Desa Waluya untuk menghentikan pencemaran limbah ke Sungai Cikelong. (CA-08/A-88)***
Share:

Puluhan KK Warga Sapan Terpaksa Gunakan Air Sumur Tercemar

SOREANG, (PRLM).- Puluhan Kepala Keluarga di kampung Sapan kaler Desa Sukamanah Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, terpaksa menggunakan air sumur yang tercemari oleh air limbah yang mengalir di sungai Citarik untuk keperluan Mandi Cuci dan kakus (MCK).
Kondisi ini sudah berlangsung sejak lama, dan sampai saat ini pemerintah terkesan tutup mata dan bersikap stagnan atas kondisi yang menimpa warga sekitar Desa Sukamanah tersebut.
"Air yang berwarna hitam pekat ini, terpaksa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk air minum warga membeli air galon, kata warga Sapan Kaler RT 02/03 Desa Sukamanah Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung Dayat Hidayat pada Kamis (26/7/12).
Menurut dia, pemerintah kurang perhatian kepada warga miskin, saat ini pemerintahan terkesan kurang mempedulikan serta kurang merespon atau pun pura-pura tidak melihat dengan kondisi yang terjadi. Rakyat dibutuhkan, jika adanya pemilihan pemimpin.
"Rakyat kecil sampai kapanpun tidak akan menang, meski kita menderita kita gak akan diperhatikan, dan anehnya pemerintah tidak memperhatikan keluh kesah kami. Pabrik banyak uang, jadi persoalan akan cepat beres dikarenakan sudah dututup oleh uang," ucapnya.
Hal senada disampaikan Dadeng warga Rancakemit Desa Sukamanah Kecamatan Rancaekek, sejak lama warga mengeluhkan pencemaran limbah cair di Sungai Citarik.
Pencemaran mulai terasa sejak berdirinya Pabrik Kahatek. Limbah cair tersebut diduga dibuang beberapa pabrik yang berada di wilayah Kecamatan Rancaekek, Solokan Jeruk dan dilaur Kabupaten Bandung yakni pabrik yang berada di wilayah Kabupaten Sumedang.
"Dampak pencemaran Sungai Citarik yang terjadi, aparat mulai dari pemerintah desa, Kecamatan maupun pemerintah Kabupaten Bandung tidak bisa berbuat banyak dan sampai saat ini pembuangan masih terjadi,” ucapnya. (CA-08/A-88)***
Share:

Bupati Bandung Serahkan Bantuan Keagamaan Rp 1,79 Miliar

SOREANG, (PRLM).- Di sela-sela kegiatan Safari Ramadan 1433 H, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH, S.Ip menyerahkan bantuan hibah senilai Rp 1.793.000.000,- untuk sarana keagamaan pondok pesantren, madrasah dan masjid. Dana sebesar itu berasal dari APBD tahun 2012 untuk 423 proposal yang telah memenuhi persyaratan administrasinya.
“Mudah-mudahan dana ini bisa bermanfaat untuk menambah sarana keagamaan yang telah kita miliki,” ucap H. Dadang M. Naser, dalam rilisnya ke "PRLM", Jumat (27/7).
Pada kesempatan itu, Dadang M. Naser juga mengimbau kepada kaum aghniya (hartawan) untuk turut membantu sarana keagamaan baik masjid maupun madrasah yang ada di wilayahnya masing-masing.
“Menyisihkan sebagian harta untuk membantu fakir miskin atau bidang keagamaan lainnya merupakan tindakan yang sangat mulia,” katanya. Bahkan ia menegaskan, membantu masyarakat miskin bukan hanya tugas pemerintah semata, namun membutuhkan uluran tangan semua elemen masyarakat.
Masih ditempat yang sama, sebelumnya Bupati Bandung melakukan dialog dengan sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda yang ada di wilayah Kecamatan Cikancung, Rancaekek, Nagreg dan Cicalengka. Dalam dialog tersebut, Dadang M. Naser banyak aspirasi masyarakat khususnya mengenai pembuatan e-KTP, pungutan PBB dan perbaikan jalan.(A-71/A-107)***
Share:

2.500 Ha Sawah di Cikancung Terancam kekeringan

SOREANG, (PRLM).- Tidak adanya sumber air yang dekat dengan areal persawahan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Bandung kesulitan mengantisipasi ancaman kekeringan lahan di Kecamatan Cikancung. Akibatnya, sekitar 2.500 hektare sawah di kawasan itu kembali terancam puso jika kekeringan melanda.
Kepala Distanbunhut Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan, pihaknya kini tengah mempersiapkan upaya antisipasi mengingat kekeringan yang mulai melanda beberapa wilayah lain di Jawa Barat. “Kami sudah mempersiapkan tiga pompa besar untuk mengatasi masalah kekeringan lahan di Kabupaten Bandung,” ujarnya, Rabu (10/7).
Saat ini, tambah Tisna, petugas di lapangan tengah mendata wilayah mana saja yang dianggap kritis dan perlu bantuan pompa. Namun, bantuan pompa tersebut hanya bisa diberikan untuk wilayah yang memiliki sumber air di dekat areal persawahan.
Sementara untuk wilayah Cikancung dan Cicalengka, bantuan pompa dinilai belum bisa mengatasi masalah, karena tidak ada sumber air di dekat areal persawahan. “Jadi tidak cukup hanya dengan pompa, karena airnya saja tidak ada,” kata Tisna.
Solusi terbaik untuk Cikancung dan Cicalengka, ujar Tisna, adalah dengan membuat sistem pipanisasi menggunakan paralon. Dengan begitu, sumber air yang ada di wilayah tetangga bisa dialirkan ke persawahan di Cikancung dan Cicalengka.
Terkait ancaman kekeringan, Tisna menegaskan, sejauh ini belum ada kasus yang menghawatirkan. Berdasarkan data yang dikantongi Distanbunhut, saat ini hanya ada sekitar 84 hektar lahan sawah yang mengalami kekeringan ringan. Sementara 1219 hektar lainnya dinyatakan terancam kekeringan.
Kendati demikian, kondisi tersebut dilansir tidak akan banyak mempengaruhi produksi padi Kabupaten Bandung. Tisna bahkan tetap optimis bahwa produksi padi 2012 dapat mengalami kenaikan sampai 5 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan Distanbunhut Kabupaten Bandung Ina Dewi Kania mengatakan, tahun ini Kabupaten Bandung menargetkan produksi padi sampai 490.897 ton atau naik sekitar 8,8 persen dari target 2011 sebesar 472.989 ton.
Meski kuantitasnya masih meningkat, produksi padi di Kabupaten Bandung masih terancam dengan penyusutan lahan akibat alih fungsi menjadi permukiman.
Berdasarkan data Distanbunhut, lahan sawah basah di Kabupaten Bandung saat ini berjumlah sekitar 35.975 hektar. Jumlah itu menyusut sekitar 1,34 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 36.464 hektar.
Kondisi tersebut jelas menuntut pemerintah Kabupaten Bandung untuk segera merevisi Peraturan Daerah (Perda) Tata Ruang yang rencananya akan rampung pada 2013 mendatang. Tanpa itu,bukan tidak mungkin alih fungsi lahan bisa berdampak pada turunnya produksi beras dan gabah Kabupaten Bandung yang sebagian besar memiliki kualitas cukup tinggi.
Di sisi lain, kebijakan lokal untuk mencanangkan lahan basah abadi seperti di Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang jelas menjadi contoh yang patut ditiru dan didukung kebijakan pemerintah yang lebih tinggi. Tanpa dipaksa, petani dan aparat desa di sana melindungi lahan sawah mereka agar tidak tergerus gencarnya desakan pengembang perumahan.
Kepala Desa Sangkanhurip Aan Tirta Gandana mengatakan, komitmen tersebut disepakati sendiri oleh sekitar 132 petani dan penggarap yang tergabung dalam lima kelompok tani. Atas kesepakatan mereka, Aan pun menerbitkan peraturan desa (Perdes) Lahan Basah Abadi untuk lahan sawah seluas 88 hektar.
Aan menegaskan, peraturan tersebut dibuat atas aspirasi para petani yang menyadari semakin menyempitnya lahan pertanian akibat serangan pengemabang perumahan dan investor industri. “Mereka sepakat untuk menjaga sawah yang ada demi ketahanan pangan dan keseimbangan lingkungan di desa kami,” ujarnya. (A-178/A-89)***
Share:

Maps

Pengikut