KUTAWARINGIN (GM) - Kurang dari 10 menit, rumah semipermanen milik Ganda (60), warga Kampung Sirnagalih, RT 01/RW 06, Desa Gajah Mekar, Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung, luluh lantak dilalap si jago merah, Kamis (9/8) pukul 15.40 WIB. Diduga api berasal dari tungku kayu bakar yang lupa dimatikan penghuni rumah.
SOREANG, (PRLM).- Akibat dari pencemaran limbah
yang mengalir di Sungai Cikelong. Ratusan warga Desa Waluya, Kecamatan
Cicalengka, Kabupaten Bandung, yakni RW 03, 05, 07, 13, 15, terkena
penyakit gatal-gatal.
"Jika kemarau tiba, air sungai menjadi hitam pekat seperti oli," ujar
Lita Fatmawati (27), warga RT 01/03, Ia mengatakan, sungai tercemar
limbah dari pabrik tekstil yang berada di Jalan Raya Cicalengka.
Menurut Lita kondisi ini memang sudah berlangsung selama sepuluh
tahun. Namun, persoalan limbah tersebut masih belum membuahkan solusi.
"Dua kali ganti camat, masalah limbah ini juga belum selesai. Dan
biasanya di bulan Juli limbah dari pabrik lebih banyak dikeluarkan
karena desa mendapatkan uang untuk Agustusan," katanya.
Ia pun mengatakan tak hanya gatal-gatal yang kerap menyerang warga.
Pencemaran udara juga dialami warga akibat bau menyengat dari limbah
tersebut.
"24 jam kami menghirup udara tidak enak. Padahal kami tinggalnya di
desa yang seharusnya bisa menghitup udara segar," katanya. Dikatakannya
juga, air sungai tersebut juga digunakan untuk pengairan sawah.
Sebelumnya, kata Lita, warga sempat menuntut kepada pihak pabrik
untuk menghentikan pencemaran limbah ketika baru berdiri. Sebab, warga
merasa dirugikan akibat limbah yng dikeluarkan dari pabrik itu. Warga
pun sempat melakukan demonstrasi ke pabrik sebanyak tiga kali. "Setelah
itu kami baru dapat kompensasi. Itu pun kami sempat mau disogok agar
tidak melakukan demo," ujar Lita.
Ganti rugi yang diberikan pabrik, kata Lita, hanya berupa bantuan
pompa air untuk bisa menggunakan air bersih agar bisa digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. "Kami juga hanya mendapatkan uang listrik sebesar
150 ribu untuk enam bulan dan beberapa warga menjadi tenaga kerja di
sana."
Hal senada juga diutarakan Ani sondari (43) warga RT 01/03 Desa
Waluya. Kolam ikan milik Unang (72), bapaknya, terpaksa harus dibangun
rumah lantaran airnya tidak bisa digunakan untuk beternak ikan. Karena
itu, kata Ani, bapaknya menjadi penggerak warga Desa Waluya untuk
menghentikan pencemaran limbah ke Sungai Cikelong. (CA-08/A-88)***