Metrotvnews.com, Yogyakarta: Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daerah Istimewa Yogyakarta, memperkirakan puncak musim hujan terjadi pada Januari 2012. Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat perlu mewaspadai ancaman banjir.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Daerah Istimewa Yogyakarta, Toni Agus Wijaya saat dihubungi di Yogyakarta, Senin (21/11), mengatakan, saat ini intensitas hujan rata-rata mencapai 20 milimeter per hari.
"Saat ini intensitas curah hujan masih sedang dan belum merata di seluruh wilayah DIY karena perbedaan suhu permukaan tanah," ungkapnya.
Menurut dia, intensitas hujan turun secara bertahap, yakni ringan, sedang, hingga banyak. "Januari intensitas hujan lebih banyak atau deras kemudian secara bertahap akan berkurang hingga April 2012," tambahnya.
Pola peralihan musim kemarau menjadi musim hujan kali ini berjalan normal. Sebab, tidak ada gangguan badai El Nino. Ia mengatakan pola peralihan musim dihitung BMKG dalam waktu 30 tahun terakhir.
Dia mengatakan pada musim hujan kali ini hanya terjadi gangguan cuaca jangka pendek dalam beberapa pekan ini. Gangguan cuaca jangka pendek ini biasa disebut dengan inter tropical convergen zone (ITCZ), yakni terjadi pertemuan angin tropis di beberapa daerah.
"Peningkatan uap air yang terjadi di beberapa daerah sebagai bagian dari gangguan cuaca jangka pendek itu terjadi sejak awal November," imbuhnya.
Selain ancaman banjir, masyarakat juga perlu mewaspadai terjadinya angin kencang yang sering terjadi mulai awal musim hujan. Angin kencang yang terjadi pada pekan ini terbagi dalam dua jenis angin, yakni angin kencang biasa dengan gerakan mendatar dan angin puting beliung dengan gerakan memutar atau membentuk pusaran.
Masyarakat juga perlu mewaspadai angin puting beliung. "Tanda-tanda terjadinya angin puting beliung adalah cuaca pagi hari panas. Penguapan panas secara lokal memicu terjadinya angin puting beliung yang ditandai dengan pembentukan awan cumulonimbus," pungkasnya.(Ant/****)
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Daerah Istimewa Yogyakarta, Toni Agus Wijaya saat dihubungi di Yogyakarta, Senin (21/11), mengatakan, saat ini intensitas hujan rata-rata mencapai 20 milimeter per hari.
"Saat ini intensitas curah hujan masih sedang dan belum merata di seluruh wilayah DIY karena perbedaan suhu permukaan tanah," ungkapnya.
Menurut dia, intensitas hujan turun secara bertahap, yakni ringan, sedang, hingga banyak. "Januari intensitas hujan lebih banyak atau deras kemudian secara bertahap akan berkurang hingga April 2012," tambahnya.
Pola peralihan musim kemarau menjadi musim hujan kali ini berjalan normal. Sebab, tidak ada gangguan badai El Nino. Ia mengatakan pola peralihan musim dihitung BMKG dalam waktu 30 tahun terakhir.
Dia mengatakan pada musim hujan kali ini hanya terjadi gangguan cuaca jangka pendek dalam beberapa pekan ini. Gangguan cuaca jangka pendek ini biasa disebut dengan inter tropical convergen zone (ITCZ), yakni terjadi pertemuan angin tropis di beberapa daerah.
"Peningkatan uap air yang terjadi di beberapa daerah sebagai bagian dari gangguan cuaca jangka pendek itu terjadi sejak awal November," imbuhnya.
Selain ancaman banjir, masyarakat juga perlu mewaspadai terjadinya angin kencang yang sering terjadi mulai awal musim hujan. Angin kencang yang terjadi pada pekan ini terbagi dalam dua jenis angin, yakni angin kencang biasa dengan gerakan mendatar dan angin puting beliung dengan gerakan memutar atau membentuk pusaran.
Masyarakat juga perlu mewaspadai angin puting beliung. "Tanda-tanda terjadinya angin puting beliung adalah cuaca pagi hari panas. Penguapan panas secara lokal memicu terjadinya angin puting beliung yang ditandai dengan pembentukan awan cumulonimbus," pungkasnya.(Ant/****)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar