SOREANG,(GM)-
Terkait penerapan status siaga terhadap Gunung Papandayan, DPRD Kab. Bandung meminta Pemkab Bandung mengambil langkah-langkah antisipasi. Sedikitnya ada empat kecamatan di Kab. Bandung yang berbatasan dengan gunung yang berada di Kab. Garut tersebut.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kab. Bandung, Triska Hendriawan kepada "GM", Senin (5/8) di Soreang. Pernyataan itu terkait status Gunung Papandayan yang sampai saat ini masih siaga.
"Gunung Papandayan masih dalam pemantauan intensif, mengingat statusnya masih siaga. Kami lihat Pemkab Garut sudah bagus dalam melakukan langkah-langkah antisipasinya, seperti berkoordinasi dengan instansi terkait. Sementara Pemkab Bandung, saya lihat belum ada persiapan apa-apa, padahal berbatasan langsung," ungkapnya.
Dikatakan, sedikitnya ada empat kecamatan di wilayah Kab. Bandung yang berbatasan langsung dengan Gunung Papandayan. Artinya, keempat kecamatan tersebut merupakan daerah yang paling memungkinkan terkena dampak langsung jika terjadi letusan Gunung Papandayan.
"Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Gunung Papandayan tersebut, yaitu Kecamatan Kertasasi, Pangalengan, Ibun, dan Kecamatan Majalaya," jelas Triska.
Belum ada koordinasi
Menurutnya hingga saat ini DPRD belum mendapat laporan dari Pemkab Bandung atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait status Papadandayan. Padahal kapan letusan terjadi, menurutnya tidak ada satu pun lembaga yang bisa memprediksi.
"Karena itu harus ada langkah-langkah antisipasi sehingga ketika betul-betul terjadi, Pemkab Bandung atau BPBD serta masyarakat khususnya di empat kecamatan tadi, secara fisik sudah siap dengan segala kemungkinan," paparnya sambil menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum melihat persiapan atau langkah antisipasi kemungkinan bahaya letusan tersebut.
Yang terpenting, tambah Triska, Pemkab atau BPBD Kab. Bandung berkoordinasi dengan BPBD Pemprov Jabar dan BPBD Kab. Garut. Akan lebih baik lagi jika berkoordinasi juga dengan BMG Bandung, terutama untuk kemungkinan dampak yang dialami empat kecamatan tersebut. Penting juga diketahui arah letusan serta langkah yang harus dilakukan warga.
"Prediksi-prediksi seperti itu penting diketahui agar bisa menentukan antisipasi secara benar, termasuk untuk melakukan imbauan tentang apa yang harus dilakukan ketika letusan terjadi," tandas Triska.
Sebelumnya diberitakan, status Gunung Papandayan dinaikkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). Peningkatan status ini dipicu meningkatnya kegempaan sejak Juni hingga awal Agustus 2011. Status siaga ditetapkan sejak 13 Agustus 2011 sesuai penjelasan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Ir. Surono, Sabtu (13/8).
Surono menyebutkan, aktivitas Gunung Papandayan meningkat cukup tajam, terutama kegempaan yang mencapai 14 kejadian/hari sejak Juni hingga sekarang. Sementara tahun 2002 terjadi 3 kejadian kegempaan/hari. Karena itu tim pengawas Gunung Papandayan terpaksa ditarik pada Jumat (12/8) malam untuk menentukan langkah apa yang dilakukan. (B.35)**
Terkait penerapan status siaga terhadap Gunung Papandayan, DPRD Kab. Bandung meminta Pemkab Bandung mengambil langkah-langkah antisipasi. Sedikitnya ada empat kecamatan di Kab. Bandung yang berbatasan dengan gunung yang berada di Kab. Garut tersebut.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua DPRD Kab. Bandung, Triska Hendriawan kepada "GM", Senin (5/8) di Soreang. Pernyataan itu terkait status Gunung Papandayan yang sampai saat ini masih siaga.
"Gunung Papandayan masih dalam pemantauan intensif, mengingat statusnya masih siaga. Kami lihat Pemkab Garut sudah bagus dalam melakukan langkah-langkah antisipasinya, seperti berkoordinasi dengan instansi terkait. Sementara Pemkab Bandung, saya lihat belum ada persiapan apa-apa, padahal berbatasan langsung," ungkapnya.
Dikatakan, sedikitnya ada empat kecamatan di wilayah Kab. Bandung yang berbatasan langsung dengan Gunung Papandayan. Artinya, keempat kecamatan tersebut merupakan daerah yang paling memungkinkan terkena dampak langsung jika terjadi letusan Gunung Papandayan.
"Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Gunung Papandayan tersebut, yaitu Kecamatan Kertasasi, Pangalengan, Ibun, dan Kecamatan Majalaya," jelas Triska.
Belum ada koordinasi
Menurutnya hingga saat ini DPRD belum mendapat laporan dari Pemkab Bandung atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait status Papadandayan. Padahal kapan letusan terjadi, menurutnya tidak ada satu pun lembaga yang bisa memprediksi.
"Karena itu harus ada langkah-langkah antisipasi sehingga ketika betul-betul terjadi, Pemkab Bandung atau BPBD serta masyarakat khususnya di empat kecamatan tadi, secara fisik sudah siap dengan segala kemungkinan," paparnya sambil menambahkan, hingga saat ini pihaknya belum melihat persiapan atau langkah antisipasi kemungkinan bahaya letusan tersebut.
Yang terpenting, tambah Triska, Pemkab atau BPBD Kab. Bandung berkoordinasi dengan BPBD Pemprov Jabar dan BPBD Kab. Garut. Akan lebih baik lagi jika berkoordinasi juga dengan BMG Bandung, terutama untuk kemungkinan dampak yang dialami empat kecamatan tersebut. Penting juga diketahui arah letusan serta langkah yang harus dilakukan warga.
"Prediksi-prediksi seperti itu penting diketahui agar bisa menentukan antisipasi secara benar, termasuk untuk melakukan imbauan tentang apa yang harus dilakukan ketika letusan terjadi," tandas Triska.
Sebelumnya diberitakan, status Gunung Papandayan dinaikkan dari waspada (level II) menjadi siaga (level III). Peningkatan status ini dipicu meningkatnya kegempaan sejak Juni hingga awal Agustus 2011. Status siaga ditetapkan sejak 13 Agustus 2011 sesuai penjelasan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Ir. Surono, Sabtu (13/8).
Surono menyebutkan, aktivitas Gunung Papandayan meningkat cukup tajam, terutama kegempaan yang mencapai 14 kejadian/hari sejak Juni hingga sekarang. Sementara tahun 2002 terjadi 3 kejadian kegempaan/hari. Karena itu tim pengawas Gunung Papandayan terpaksa ditarik pada Jumat (12/8) malam untuk menentukan langkah apa yang dilakukan. (B.35)**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar