BALEENDAH,(GM)-
Menghadapi musim hujan tahun ini, Kec. Baleendah, Kab. Bandung menginstruksikan kepada kepala desa/lurah agar meningkatkan kewaspadaan, khususnya terhadap ancaman banjir. Selain itu, kecamatan menyiapkan sarana dan peralatan penanggulangan dampak banjir.
Hal itu diungkapkan Camat Baleendah, Uka Suska Puji Utama kepada "GM", Kamis (31/3) di Baleendah. Pernyataan Uka ini menyikapi cuaca akhir-akhir ini di Kab. Bandung, khususnya di Kec. Baleendah yang terus diguyur hujan. Hujan yang turun hampir setiap hari, menyebabkan banjir di Kp. Cieunteung, Kel./Kec. Baleendah.
"Datangnya musim hujan, biasanya menimbulkan banjir, meskipun kita tidak mengharapkan hal tersebut terjadi. Kita harus mempersiapkan diri baik dalam rangka antisipasi banjir maupun untuk penanganan dampak banjir," ungkapnya.
Menurut Uka, aparat desa dan kelurahan sudah diinstruksikan supaya meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya banjir. Instruksi ini selanjutnya disampaikan kepada pengurus RT/RW dan kemudian disebarkan kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah rawan banjir.
Mengenai isi instruksi, Uka mengatakan, antara lain meminta kepada aparat desa/kelurahan termasuk aparat kcamatan untuk melakukan piket di kantor-kantor desa dan kecamatan.
"Selain itu kita juga mengimbau agar lebih meningkatkan lagi ronda malam di lingkungan RT/RW masing-masing. Sebetulnya ronda malam sudah rutin, tapi sehubungan datangnya musim hujan, lebih ditingkatkan untuk mengantisipasi meluapnya Sungai Citarum," paparnya.
Sementara untuk persiapan sarana dan prasarana evakuasi korban banjir, Uka mengatakan, seluruh kendaraan dinas maupun pribadi milik camat dan kades/lurah disiagakan. Sampai saat ini, belum ada kendaraan khusus untuk evakuasi korban banjir.
Hal lain yang disiapkan adalah tempat pengungsian. Di Kel. Baleendah disiapkan Gedung Juang, Gedung DPC PDIP, Gedung Universitas Bale Bandung, Gedung Inkanas, Gedung Pramuka, Warakawuri, dan aula kantor kecamatan. Sedangkan wilayah Kel. Andir antara lain di Gedung Sekolah Bina Negara, Kantor RW 05, TK Cileuweung, kantor kelurahan, PT Unilon, dan Kantor RW 10.
Sedangkan untuk angkutan air khususnya perahu, disiapkan tiga perahu karet dan 25 perahu kayu. Perahu kayu sudah disiagakan di lingkungan warga terutama di titik-titik rawan banjir seperti Kp. Cieunteung (15 perahu) dan Kel. Andir (10 perahu). Perahu tersebut merupakan bantuan dari berbagai lembaga/instansi, termasuk Kec. Baleendah.
Kendala lapangan
Sementara itu, anggota Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Andir, Tedi Rahman mengatakan, kendala yang selama ini dirasakan dalam menangani korban banji adalah masalah kelengkapan sarana pascabanjir terutama kendaraan evakuasi. Selain itu, alat berat seperti loader untuk mengangkut material sisa banjir dan alat semprot air untuk penyemprotan lumpur yang memenuhi jalan raya dan rumah warga.
Selama ini, lanjut Tedi, kendaraan evakuasi mengandalkan kendaraan dinas desa/kelurahan dan kecamatan, sehingga kurang optimal. Begitu juga alat berat, biasanya meminjam.
"Karena itu kita harapkan pemerintah daerah atau lembaga berwenang lainnya memperhatikan masalah ini," katanya. (B.35)**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar