Sebuah rumah panggung ukuran 2x4 meter di Kp. Rancanyiruan RT 01/RW 19 Desa Cibodas, Kec. Solokanjeruk, Kab. Bandung, Minggu (20/3) pukul 05.30 WIB dilalap api.
Akibat kebakaran yang meluluhlantakkan rumah yang dikenal dengan paniisan atau tajuk (surau) itu, seorang penghuni sekaligus pemiliknya, Eyet (60) tewas seketika terpanggang kobaran api.
Selain terbakar, korban tewas diduga akibat menghirup asap saat tertidur lelap di atas tempat tidurnya di dalam rumah panggung yang terbakar itu. Kerugian akibat kebakaran ini ditaksir mencapai Rp 5 juta.
Peristiwa kebakaran itu langsung ditangani Polsek bersama jajaran Muspika Solokanjeruk, yang langsung terjun ke lokasi kejadian. Kapolsek Solokanjeruk, AKP Umar Said beserta anggotanya sempat melakukan olah tempat kejadian sekaligus memeriksa jasad korban.
Peristiwa kebakaran itu, diduga akibat hubungan arus pendek atau korsleting listrik. Pasalnya saat kebakaran berlangsung, kabel listrik yang berasal dari rumah kerabatnya itu, masih dalam kondisi menyala.
Pantauan "GM" di lokasi kebakaran, Minggu sore, rumah panggung yang terbakar dan sudah enam tahun dihuni korban, tidak semuanya ludes terbakar. Sebab bagian bawah rumah masih terlihat utuh. Sedangkan bagian atap dan pinggir rumah, tidak tersisa dan menjadi arang.
Untuk kepentingan penyelidikan, Polsek Solokanjeruk hingga kemarin sore masih memasang garis polisi (police line). Sementara keluarga korban sekaligus anak-anak kandungnya, masih membereskan puing-puing dari sisa kebakaran tersebut. Mereka juga tampak mengamankan ayam peliharaan milik korban.
Anak korban Eyet, Eman (29) mengatakan, saat peristiwa kebakaran berlangsung, semula dia tidak menduga kalau ayah kandungnya berada di dalam rumah panggung tersebut. "Korban baru diketahui ada di atas tempat tidur di rumah paniisan, setelah api padam dan bagian samping rumah yang terbuat dari bilik ludes terbakar. Bahkan saya sendiri yang pertama kali menemukan dan melihat bapak ada di atas tempat tidur," kata Eman kepada "GM" di lokasi kejadian.
Menurut Eman, korban saat ditemukan dalam kondisi tertelungkup di atas tempat tidurnya. Korban tidak keburu menyelamatkan diri. Diduga setelah melaksanakan salat subuh, korban kembali tidur setelah sebelumnya sempat minum obat. "Soalnya, korban terlihat kurang sehat. Korban menderita darah tinggi," katanya.
Kondisi tubuh korban saat ditemukan tidak sampai hangus terbakar. "Kemungkinan bapak meninggal kehabisan oksigen, karena menghirup kepulan asap saat kebakaran yang melanda tajuk terjadi," katanya.
Sebelum ditemukan tewas, tambah Eman, awalnya korban diduga sudah pergi ke sawah. Tapi ternyata, korban masih berada di atas tempat tidur yang sudah dihuninya selama enam tahun terakhir.
Laporkan BPBD
Kebakaran pertama kali diketahui istri korban, Ny. Aah (55). Saat itu, Aah hendak memberi makan ayam peliharaannya yang berada di lokasi kebakaran. Aah tidak tinggal bersama korban dan menginap di rumah satunya lagi, yang jaraknya beberapa ratus meter dari lokasi kebakaran.
Korban sebenarnya tinggal bersama Dadi (41) anaknya. Namun sebelum kebakaran terjadi, Dadi sempat disuruh korban untuk mengambil pakan ayam ke rumah satunya lagi. Begitu melihat rumah yang ditempati korban terbakar, Aah shock.
Peristiwa kebakaran itu langsung menjadi perhatian warga sekitar. "Kebakarannya, hanya berlangsung selama 30 menit. Diperkirakan, kebakaran mulai terjadi sekitar pukul 05.00 WIB. Api baru bisa dipadamkan pukul 05.30 WIB," katanya.
Camat Solokanjeruk, Maksum, S.Sos. mengatakan, menghadapi peristiwa kebakaran itu, jajaran muspika bersama Satpol PP dan aparat desa, langsung turun ke lapangan. Bahkan mereka sempat memberikan bantuan kepada keluarga korban.
"Kami juga melaporkan kejadian ini ke Pemkab Bandung. Selain itu, kami mengusulkan bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Bandung agar keluarga korban mendapatkan bantuan," katanya. (B.105)**
Sumber : Klik_Galamedia.com : 22 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar