BALEENDAH,(GM)-
Rencana pengerukan Sungai Citarum, khususnya di daerah aliran sungai (DAS) wilayah Kab. Bandung terkendala masalah administrasi.
Hal itu diungkapkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum yang diwakili Dr. H. Ruchimat, Selasa (20/9). Pernyataan Ruchimat disampaikan sehubungan digesernya jadwal pengerukan Sungai Citarum dari September 2011, menjadi Januari 2012.
Menurut Ruchimat, proses administrasi pengerukan Citarum sudah dimulai sebelum September 2011. Namun prosesnya ternyata tidak semudah yang dibayangkan masyarakat. Ada tahapan-tahapan yang harus dipenuhi sesuai aturan yang ada sehingga tidak bisa cepat seperti yang diinginkan.
"Misalnya untuk mendapatkan persetujuan dari kementerian terkait, selain harus ada sejumlah persyaratan, juga pentahapan waktu yang tidak bisa semau kita," papar Ruchimat yang meminta masyarakat bersabar.
Dikatakan Ruchimat, pihaknya memang sudah menyiapkan segala persyaratan dan administrasi jauh sebelumnya untuk keperluan pelaksanaan pengerukan Citarum yang didanai APBN tersebut. Namun persyaratan administrasi tersebut selain perlu penelaahan, juga perlu persetujuan dari lembaga terkait di Jakarta.
Diakui Ruchimat, ada beberapa warga khususnya dari Kec. Baleendah, Kab. Bandung, yang menanyakan masalah pengerukan Sungai Citarum. "Kita jawab seadanya, karena memang proses di sana (Jakarta, red)-nya begitu," ujarnya.
Sementara itu, Camat Baleendah, Uka Suska Pujiutama mengatakan, pihaknya sering mendapat pertanyaan dari berbagai kalangan terkait pelaksanaan pengerukan Sungai Citarum. Pertanyaan yang nadanya sama itu sering diterima pada kegiatan Jumat Keliling (Jumling) ke masjid-masjid di wilayah Baleendah.
"Memang warga maupun tokoh masyarakat sering mempertanyakan masalah ini. Saya hanya bisa menjawab sesuai kewenangan saya selaku camat. Kalau menyangkut pengerukan Citarum, lebih jelasnya harus BBWS yang menjelaskan," papar Uka.
Dikatakan Uka, rata-rata warga dan tokoh mastarakat sudah mengetahui tentang rencana pengerukan Sungai Citarum, baik secara langsung melalui sosialisasi dari BBWS maupun melalui media massa. Karena menurutnya, BBWS pernah menyosialisasikan rencana pengerukan tersebut, baik di tingkat Pemkab Bandung maupun di tingkat kecamatan khususnya di Kec. Baleendah.
"Yang mereka tahu, September ini dilakukan pengerukan, tapi kita saksikan sendiri belum," ujarnya.
Dikatakan Uka, pertanyaan seperti itu tergolong wajar. Apalagi warga yang biasa terkena banjir akibat luapan Citarum seperti di Kp. Cieunteung, Kel. Baleendah dan warga Kel. Andir, yang menjadi langganan banjir saat musim hujan tiba, sudah sering menanyakan hal itu. (B.35)**
Sumber : klik-galamedia.com, Rabu, 21 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar