SOREANG,(GM)-
Mencegah terjadinya banjir bandang dan longsor di daerah Kertasari, penduduk harus mengubah jenis tanaman yang ditanam di lahan yang memiliki kemiringan 45 derajat. Kalau selama ini penduduk setempat menanam sayuran, sekarang perlu diubah menanam tanaman keras atau tanaman tegakan.
Demikian disampaikan Bupati Bandung, Dadang M. Naser kepada "GM", Jumat (4/1). Menurut Dadang, banjir bandang dan longsor yang melanda Kertasari seperti di daerah Pasirmunding, disebabkan lahan dengan kemiringan 45 derajat masih ditanami sayuran. Akibatnya, ketika turun hujan air tidak bisa tertahan sehingga menyebabkan banjir bandang.
Mengantisipasi banjir bandang maupun longsor, lanjutnya, lahan milik penduduk yang berada di kemiringan 45 derajat harus ditanami tanaman keras atau tanaman tegakan.
"Untuk menanami lahan milik masyarakat dengan tamanan keras tidak mudah. Karena, bisa jadi tamanan keras mengganggu tamanan sayuran yang selama ini menjadi sumber perekonomian masyarakat. Apalagi lahan tersebut milik masyarakat hingga tidak mungkin dipaksa untuk ditanami tanaman keras," ujarnya.
Menurut Dadang, agar lahan di atas kemiringan 45 derajat ini bisa ditanami tanaman keras, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Di antaranya dengan mencari jenis tanaman keras yang tidak mengganggu tanaman sayuran, pemerintah membeli lahan tersebut atau menukarnya (ruilslag) dengan lahan yang datar.
"Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah, namun yang paling masuk akal dengan melakukan ruilslag. Terlebih para petani tidak mau menjual lahan mereka karena merupakan sumber kehidupan mereka. Ruilslag dalam arti, masyarakat yang lahannya berada di kemiringan di atas 45 derajat ditukar dengan lahan datar yang dibeli pemerintah," katanya.
Karena ruilslag ini dipandang yang paling masuk akal, lanjutnya, pihaknya akan membicarakan hal ini dengan pemerintah pusat, Perhutani, dan Pemprov Jabar.
"Dengan adanya niat masyarakat yang bersedia menukar tanah miliknya agar bisa ditamani tanaman keras, berarti masyarakat sudah sadar untuk ikut membantu pemerintah mengantisipasi banjir atau longsor. Makanya saya akan membicarakan hal ini dengan Pemprov Jabar dan Perhutani," katanya. (B.97)**
Mencegah terjadinya banjir bandang dan longsor di daerah Kertasari, penduduk harus mengubah jenis tanaman yang ditanam di lahan yang memiliki kemiringan 45 derajat. Kalau selama ini penduduk setempat menanam sayuran, sekarang perlu diubah menanam tanaman keras atau tanaman tegakan.
Demikian disampaikan Bupati Bandung, Dadang M. Naser kepada "GM", Jumat (4/1). Menurut Dadang, banjir bandang dan longsor yang melanda Kertasari seperti di daerah Pasirmunding, disebabkan lahan dengan kemiringan 45 derajat masih ditanami sayuran. Akibatnya, ketika turun hujan air tidak bisa tertahan sehingga menyebabkan banjir bandang.
Mengantisipasi banjir bandang maupun longsor, lanjutnya, lahan milik penduduk yang berada di kemiringan 45 derajat harus ditanami tanaman keras atau tanaman tegakan.
"Untuk menanami lahan milik masyarakat dengan tamanan keras tidak mudah. Karena, bisa jadi tamanan keras mengganggu tamanan sayuran yang selama ini menjadi sumber perekonomian masyarakat. Apalagi lahan tersebut milik masyarakat hingga tidak mungkin dipaksa untuk ditanami tanaman keras," ujarnya.
Menurut Dadang, agar lahan di atas kemiringan 45 derajat ini bisa ditanami tanaman keras, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Di antaranya dengan mencari jenis tanaman keras yang tidak mengganggu tanaman sayuran, pemerintah membeli lahan tersebut atau menukarnya (ruilslag) dengan lahan yang datar.
"Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan pemerintah, namun yang paling masuk akal dengan melakukan ruilslag. Terlebih para petani tidak mau menjual lahan mereka karena merupakan sumber kehidupan mereka. Ruilslag dalam arti, masyarakat yang lahannya berada di kemiringan di atas 45 derajat ditukar dengan lahan datar yang dibeli pemerintah," katanya.
Karena ruilslag ini dipandang yang paling masuk akal, lanjutnya, pihaknya akan membicarakan hal ini dengan pemerintah pusat, Perhutani, dan Pemprov Jabar.
"Dengan adanya niat masyarakat yang bersedia menukar tanah miliknya agar bisa ditamani tanaman keras, berarti masyarakat sudah sadar untuk ikut membantu pemerintah mengantisipasi banjir atau longsor. Makanya saya akan membicarakan hal ini dengan Pemprov Jabar dan Perhutani," katanya. (B.97)**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar