BANDUNG, (PRLM).-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi curah hujan tinggi, angin kencang dan gelombang laut tinggi, masih tetap terjadi hingga Februari mendatang. Fenomena-fenomena alam itu terjadi karena pengaruh La Nina. Tidak hanya itu, probabilitas La Nina di bulan April hingga Juni masih ada sekitar 30-45 persen.
Peneliti BMKG Bandung Deni Septiadi menjelaskan, pengaruh La Nina itulah yang menyebabkan terjadi cuaca ekstrem di Jabar pada umumnya. Cuaca ekstrem, kata Deni, diindikasikan dengan beberapa hal dan salah satunya adanya curah hujan yang sangat lebat. Curah hujan dikategorikan sangat lebat atau ekstrem jika curah hujannya lebih dari 100 mm per hari.
"Di tahun 2009, tidak ada curah hujan yang intensitasnya lebih dari 100 mm per hari. Di tahun 2010, 10 persen curah hujan yang tercatat lebih dari 100 mm per hari. Bahkan hingga Januari ini pun masih ada curah hujan di atas 100 mm per hari. Artinya, cuaca di Jabar pada umumnya bisa disebut cuaca ekstrim," kata Deni saat dihubungi wartawan, Selasa (18/1).
La Nina, ujar Deni, merupakan pengaruh global yang membuat cuaca di Jabar menjadi ekstrim. Masih ada lagi iklim regional yang mempengaruhi cuaca di Indonesia pada umumnya, dan Jabar pada khususnya.
"Indonesia, termasuk pulau Jawa, merupakan wilayah pengaruh muson. Saat ini, matahari ada di selatan, sehingga selatan Indonesia hangat sehingga berpotensi menerima massa udara dari daerah lain yang dingin. Di saat yang bersamaan, di wilayah Pasifik Barat sedang terjadi La Nina yang berkarakteristik dingin. Itulah sebabnya La Nina masuk ke Indonesia. Ditambah lagi adanya angin yang berhembus dari wilayah Asia ke Indonesia dari selatan," katanya.
Prakirawan BMKG Bandung lainnya, Annie Hanifah menuturkan, La Nina akan meningkatkan kualitas musim di daerah yang bersangkutan. "Jika di daerah itu sedang musim hujan, maka curah hujan akan tinggi dan waktunya bertambah. Demikian juga jika musim kemarau, maka akan lebih kering dan lama. Untuk di Jabar, karena sedang musim hujan, maka curah hujan di atas normal akibatnya awal permulaan musim kemarau akan berbeda," ujarnya. (A-128/das)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar